Tragedi di Jalan Jogja-Wates: Pengendara Motor Meregang Nyawa dalam Insiden Tabrak Lari

Kecelakaan Maut di Jalan Jogja-Wates: Pengendara Motor Meregang Nyawa dalam Insiden Tabrak Lari

KULON PROGO, DI YOGYAKARTA – Kabar duka menyelimuti jalanan Jogja-Wates, tepatnya di Kilometer 21, wilayah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pada hari Selasa, 8 April 2024, sekitar pukul 18.50 WIB, seorang pengendara sepeda motor berinisial DRM (29) menghembuskan nafas terakhir setelah terlibat dalam kecelakaan tragis. Insiden ini diduga kuat sebagai tabrak lari, menambah pilu bagi keluarga dan kerabat korban.

DRM, seorang warga Padukuhan Blimbing, Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo, mengalami luka parah akibat benturan keras. Pihak berwenang mengkonfirmasi bahwa korban mengalami patah tulang yang fatal. "Korban dinyatakan meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju RSUD Wates," ujar Ipda Tanto Kurniawan, Kepala Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas Polres Kulon Progo, dalam keterangan resminya pada hari Rabu.

Kronologi Kejadian yang Merenggut Nyawa

Menurut informasi yang dihimpun, kecelakaan bermula ketika DRM mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter MX dengan nomor polisi AB 5319 RL. Ia bertabrakan dengan sebuah mobil Mitsubishi Xpander bernomor polisi AB 1817 CP yang dikemudikan oleh FAP (28), seorang warga Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon. Lokasi kejadian berada di ruas jalan raya Padukuhan Wora-wari, Sukoreno.

Saksi mata di lokasi kejadian menjelaskan bahwa DRM melaju dari arah Tugu Pensil, Sentolo. Korban berusaha menghindari sebuah kendaraan yang terparkir di sisi kiri jalan. Malang tak dapat dihindari, saat bermanuver, DRM kehilangan kendali dan terjatuh ke jalur berlawanan. Pada saat bersamaan, mobil Mitsubishi Xpander yang dikemudikan FAP melintas dan menabrak korban.

Dugaan Tabrak Lari dan Upaya Penyelidikan

Setelah kejadian, FAP sempat menghentikan kendaraannya, namun kemudian memutuskan untuk meninggalkan lokasi. Akibat insiden ini, DRM mengalami luka serius, termasuk lecet di sekujur tubuh serta patah tulang di bagian tangan, kaki, rahang, dan dada. Meskipun tim medis dan relawan telah berupaya memberikan pertolongan pertama dan mengevakuasi korban ke rumah sakit, nyawa DRM tidak dapat diselamatkan.

Petugas kepolisian segera tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan dari sejumlah saksi. Di lokasi, petugas menemukan sebuah bamper berwarna putih yang diduga berasal dari mobil Xpander yang terlibat kecelakaan. Berdasarkan hasil investigasi awal, pihak kepolisian menduga kuat bahwa insiden ini merupakan kasus tabrak lari.

Pengakuan Pengemudi Xpander

Setelah meninggalkan lokasi kejadian, FAP akhirnya menyerahkan diri ke Polres Kulon Progo. Kepada pihak kepolisian, ia mengaku merasa takut dan panik setelah terlibat dalam kecelakaan tersebut. Ia juga melihat sejumlah warga telah berada di lokasi untuk memberikan pertolongan kepada korban.

"Mobil sempat berhenti, namun karena merasa takut dan panik, serta melihat warga sudah menolong korban, pengemudi Xpander memilih untuk meninggalkan TKP dan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Kulon Progo," jelas Ipda Tanto.

Dari hasil pemeriksaan, mobil Xpander yang dikemudikan FAP mengalami kerusakan yang cukup signifikan, termasuk radiator yang bocor, kap depan yang penyok, dan bamper yang terlepas. Kasus ini masih dalam penanganan intensif pihak kepolisian untuk mengungkap fakta-fakta lebih lanjut dan menentukan langkah hukum yang sesuai.

Kejadian tragis ini menjadi pengingat bagi seluruh pengguna jalan untuk selalu berhati-hati dan mematuhi peraturan lalu lintas. Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama.