Misteri Hilangnya Ornamen Penyu Alun-Alun Gadobangkong Terungkap: Sedang dalam Perbaikan
Misteri Hilangnya Ornamen Penyu Alun-Alun Gadobangkong Terungkap: Sedang dalam Perbaikan
Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan kabar hilangnya ornamen penyu ikonik di Alun-Alun Gadobangkong, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Replika penyu yang sempat viral karena konstruksinya yang dinilai kurang kokoh dan menggunakan material kardus sebagai bagian interiornya, mendadak raib dari tempatnya sejak Rabu, 5 Maret 2025. Kehebohan dan spekulasi bermunculan di media sosial, memicu pertanyaan besar mengenai keberadaan ornamen tersebut.
Namun, teka-teki hilangnya ornamen penyu tersebut kini telah terjawab. Pihak kontraktor pelaksana proyek pembangunan Alun-Alun Gadobangkong, Imran Firdaus, mengklarifikasi bahwa ornamen tersebut bukan hilang melainkan sedang dalam proses perbaikan. Imran, yang juga merupakan pembuat ornamen penyu tersebut, menyatakan bahwa kondisi ornamen yang memprihatinkan—sebelumnya ramai diperbincangkan karena penggunaan kardus dan bambu sebagai material pendukung—memaksa dilakukannya perbaikan secara menyeluruh. Perbaikan ini bukan dilakukan secara sembarangan, melainkan berdasarkan prosedur resmi.
Imran menunjukkan surat permohonan izin perbaikan yang diajukan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi pada tanggal 28 Februari 2025. Surat tersebut, yang diajukan atas nama PT Lingkar Persada KSO CV Adhi Makmur, meminta izin untuk memperbaiki tidak hanya replika penyu, tetapi juga beberapa bagian vegetasi di sekitar alun-alun yang mengalami kerusakan. Permohonan tersebut mendapat persetujuan dari DLH pada tanggal 3 Maret 2025, memberikan mandat resmi bagi kontraktor untuk melakukan perbaikan.
"Kondisi ornamen memang sudah tidak layak, dan kami bertanggung jawab untuk memperbaikinya," ujar Imran, menjelaskan alasan di balik pengambilan ornamen penyu tersebut. Ia menekankan bahwa proses perbaikan dilakukan sesuai dengan prosedur dan telah mendapatkan izin resmi dari instansi terkait. Dengan demikian, isu hilangnya ornamen penyu yang sempat menimbulkan keresahan publik dapat terklarifikasi.
Perbaikan ornamen penyu ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi estetika dan keindahan Alun-Alun Gadobangkong. Ke depannya, diharapkan proses pembangunan dan pemeliharaan fasilitas publik dapat dilakukan dengan lebih cermat dan memperhatikan kualitas material serta konstruksi yang digunakan, untuk menghindari kontroversi serupa di masa mendatang. Transparansi dan komunikasi yang efektif antara pihak kontraktor dan pemerintah daerah juga menjadi kunci penting dalam menjaga kepercayaan publik.
Langkah perbaikan ini juga menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan kontraktor, untuk selalu mengedepankan kualitas dan transparansi dalam setiap proyek pembangunan. Semoga perbaikan ini dapat segera rampung dan ornamen penyu yang telah diperbaiki dapat kembali menghiasi Alun-Alun Gadobangkong, menjadi daya tarik wisata yang lebih baik dan lebih awet.