Sakit Hati Ditegur, Pemuda di Setiabudi Diduga Aniaya Tetangga hingga Alami Patah Tulang
Perselisihan Berujung Kekerasan: Seorang Pria di Jakarta Selatan Diduga Aniaya Tetangga Kos
Insiden kekerasan yang dipicu oleh kesalahpahaman terjadi di sebuah rumah kos di kawasan Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan. Seorang pria berinisial I, dilaporkan mengalami patah tulang pada bagian kaki akibat dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh tetangga kosnya sendiri, yang diketahui berinisial W. Peristiwa ini terjadi pada Kamis malam, 3 April 2025, dan kini tengah ditangani oleh pihak kepolisian Sektor Metro Setiabudi.
Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, menjelaskan kronologi kejadian bermula ketika korban sedang memeriksa kendaraannya. Tiba-tiba, pelaku yang sedang memundurkan sepeda motornya, tidak sengaja mengenai korban. Korban kemudian menegur pelaku atas kejadian tersebut. Namun, teguran tersebut nampaknya tidak diterima dengan baik oleh pelaku.
"Korban sedang mengecek sepeda motornya, ketika pelaku memundurkan motornya dan mengenai korban. Korban kemudian menegur pelaku," ujar Kombes Ade Ary kepada wartawan, Rabu (9/4/2025).
Alih-alih meminta maaf, pelaku justru marah dan melakukan tindakan kekerasan terhadap korban. Menurut keterangan yang dihimpun, pelaku diduga memiting leher korban dari belakang, kemudian menyelengkat kaki korban hingga terjatuh membentur aspal. Akibatnya, korban mengalami patah tulang pada bagian kaki sebelah kiri.
"Pelaku langsung marah-marah, kemudian memiting leher korban dari belakang dan menyelengkat kaki korban hingga terjatuh membentur aspal," imbuhnya.
Setelah kejadian, korban segera melaporkan peristiwa penganiayaan tersebut ke Polsek Metro Setiabudi. Polisi telah menerima laporan dan sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap motif dan detail lengkap kejadian tersebut. Pihak kepolisian juga akan memanggil saksi-saksi untuk dimintai keterangan guna memperjelas kronologi kejadian dan menentukan langkah hukum selanjutnya terhadap pelaku.
Kasus ini menjadi perhatian dan pengingat akan pentingnya menjaga toleransi dan menghindari tindakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah, terutama di lingkungan tempat tinggal yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua orang.