Vietnam Upayakan Penundaan Tarif Impor AS Melalui Peningkatan Pembelian Produk Amerika

Vietnam Berupaya Redam Dampak Tarif Impor AS dengan Strategi Pembelian Produk

Pemerintah Vietnam tengah berupaya keras untuk menghindari dampak negatif dari potensi penerapan tarif impor baru oleh Amerika Serikat (AS). Salah satu strategi utama yang ditempuh adalah dengan meningkatkan pembelian produk-produk AS, termasuk di sektor keamanan dan pertahanan. Langkah ini diharapkan dapat meredakan ketegangan perdagangan dan membujuk Washington untuk menunda atau bahkan membatalkan penerapan tarif tersebut.

Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh, secara terbuka menyampaikan harapan agar AS bersedia menunda penerapan tarif impor setidaknya selama 45 hari. Jeda waktu ini dinilai krusial untuk memberikan ruang bagi kedua negara dalam mencapai kesepakatan yang lebih konstruktif melalui negosiasi bilateral.

"Vietnam berkomitmen untuk bernegosiasi dengan pihak AS demi mencapai keseimbangan perdagangan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan," tegas Chinh dalam pernyataan resminya.

Ketergantungan Ekspor dan Ancaman Tarif

Amerika Serikat merupakan pasar ekspor terbesar bagi Vietnam. Akan tetapi, hubungan dagang kedua negara mengalami turbulensi setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, memberlakukan tarif hingga 46 persen terhadap sejumlah barang impor dari Vietnam. Kebijakan ini mengancam model pertumbuhan ekonomi Vietnam yang sangat bergantung pada ekspor, terutama ke pasar AS.

Analis risiko senior dari BMI, Sayaka Shiba, memperingatkan bahwa tarif tersebut dapat merusak fondasi ekonomi Vietnam. Bahkan, dalam skenario terburuk, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam diprediksi dapat merosot hingga tiga persen.

Dampak langsung dari ancaman tarif ini telah dirasakan di pasar saham Vietnam. Setelah libur, bursa saham utama Vietnam mengalami penurunan sekitar enam persen, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap prospek ekonomi negara tersebut.

Langkah Strategis Vietnam

Menghadapi tekanan ini, Pemerintah Vietnam mengambil langkah-langkah strategis untuk merespons kebijakan tarif AS:

  • Peningkatan Pembelian Produk AS: Vietnam berencana meningkatkan volume pembelian produk-produk AS, termasuk barang-barang di sektor keamanan dan pertahanan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi defisit perdagangan AS dengan Vietnam dan menunjukkan komitmen Vietnam untuk menjalin hubungan dagang yang lebih seimbang.
  • Percepatan Kontrak Pembelian Pesawat: Hanoi juga akan mempercepat proses pengiriman kontrak pembelian pesawat dari perusahaan-perusahaan AS. Ini merupakan sinyal positif bagi Washington dan dapat membantu meluluhkan kekhawatiran terkait praktik perdagangan yang tidak adil.
  • Diplomasi Tingkat Tinggi: Pemimpin tertinggi Vietnam, To Lam, telah mengirimkan surat kepada Presiden AS untuk meminta penundaan penerapan tarif impor. Dalam suratnya, Lam menunjuk Wakil Perdana Menteri Ho Duc Phoc sebagai perwakilan utama dalam negosiasi dengan AS dan menyatakan niatnya untuk bertemu langsung dengan Trump di Washington untuk membahas masalah ini secara komprehensif.

Presiden AS, Donald Trump, mengakui bahwa perbincangannya dengan Lam berjalan produktif. Ia juga menyampaikan bahwa Vietnam memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

Strategi Vietnam ini mencerminkan upaya proaktif untuk melindungi kepentingan ekonominya di tengah ketidakpastian global dan tekanan proteksionisme perdagangan. Keberhasilan strategi ini akan sangat bergantung pada kemampuan Vietnam untuk meyakinkan AS bahwa kemitraan dagang yang kuat dan seimbang adalah kepentingan bersama.