Fluktuasi Harga Pasar Nunukan Pasca Lebaran: Ketergantungan Pasokan Sulawesi Jadi Penentu

Pasar tradisional di Nunukan, Kalimantan Utara, masih bergulat dengan fluktuasi harga kebutuhan pokok pasca perayaan Idul Fitri 1446 H/2025 M. Kondisi ini mendorong Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Nunukan untuk melakukan pemantauan intensif guna memahami dinamika yang terjadi.

Abdul Rahman, Pengawas Perdagangan Ahli Muda DKUKMPP Nunukan, menjelaskan bahwa karakteristik geografis Nunukan sebagai wilayah konsumen, bukan produsen, menjadi faktor utama penyebab ketidakstabilan harga. Hampir seluruh kebutuhan pokok didatangkan dari Sulawesi, menjadikan harga sangat rentan terhadap gangguan pasokan.

Ketergantungan pada Transportasi Laut

Ketersediaan sembako dan barang penting lainnya di Nunukan sangat bergantung pada kelancaran pengiriman melalui jalur laut dari Sulawesi Selatan. Dua kapal, KM Thalia dan KM Pantokrator, selama ini menjadi tulang punggung pengangkutan barang. Namun, jadwal operasional kapal ini tidak selalu stabil.

"Kemarin, kedua kapal tersebut tidak beroperasi karena menjalani docking. Hukum pasar pun berlaku, ketika pasokan menipis sementara permintaan tinggi, harga otomatis melonjak," ungkap Rahman. Keterlambatan atau penundaan kedatangan kapal dapat langsung dirasakan dampaknya oleh masyarakat Nunukan.

Dampak Kedatangan KM Thalia

Kabar baiknya, KM Thalia telah kembali beroperasi dan membawa pasokan barang kebutuhan ke Nunukan. Kedatangan kapal ini memberikan sedikit angin segar, terlihat dari penyesuaian harga beberapa komoditas. Cabai rawit, misalnya, yang sempat melambung hingga Rp 200.000 per kilogram, kini dapat dibeli dengan harga antara Rp 85.000 hingga Rp 90.000.

"Karena kita bukan produsen, sulit untuk memprediksi kapan harga akan stabil sepenuhnya. Jika harga di Sulawesi murah, kita pasti akan mengikuti. Begitu pula sebaliknya," jelas Rahman.

Perubahan Harga Komoditas

Berdasarkan pantauan DKUKMPP, beberapa komoditas mengalami penurunan harga. Palawija dan bumbu dapur turun antara Rp 3.000 hingga Rp 5.000. Berikut rincian perubahan harga beberapa komoditas:

  • Beras Medium: Turun tipis dari Rp 13.800/kg menjadi Rp 13.600/kg.
  • Gula Pasir: Turun signifikan dari Rp 17.000/kg menjadi Rp 14.000/kg.
  • Minyak Goreng Premium: Turun dari Rp 25.000/liter menjadi Rp 22.000/liter.
  • Tepung Terigu: Stabil di harga Rp 13.000/kg.

Namun, ada juga komoditas yang mengalami kenaikan. Harga telur ayam naik dari Rp 27.500 per rak menjadi Rp 29.000 per rak. Sementara itu, harga daging ayam tercatat stabil di angka Rp 45.000/kg.

Harapan akan Kedatangan KM Pantokrator

Rahman berharap kedatangan KM Pantokrator pada hari Jumat dapat kembali menstabilkan harga di pasar. Ia menekankan bahwa akses transportasi laut merupakan faktor kunci dalam menentukan naik turunnya harga di Nunukan.

Dampak ke Warung Makan

Di tengah fluktuasi harga pasar, pemilik warung makan di Nunukan masih berusaha mempertahankan harga jual makanan. Mereka menyadari bahwa daya beli masyarakat saat ini tidak sekuat dulu. Rahman berharap harga barang di pasar dapat segera turun seiring dengan kedatangan KM Pantokrator, sehingga tidak memberatkan masyarakat dan pelaku usaha.

"Semoga tidak sampai ada kenaikan harga makanan di warung. Kita berharap dalam beberapa hari, harga barang pasar akan turun bersamaan dengan kedatangan kapal KM Pantokrator," pungkas Rahman. Pemerintah daerah terus berupaya mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ketergantungan pasokan dan menjaga stabilitas harga di Nunukan.