Meriam Bellina Keliru Diagnosis: Serangan Jantung Dikira GERD, Kenali Perbedaan Gejalanya!

Aktris senior Meriam Bellina berbagi pengalaman penting tentang bagaimana ia salah mengira serangan jantung yang dialaminya sebagai GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Kejadian ini menyoroti betapa pentingnya kesadaran akan perbedaan gejala antara kedua kondisi tersebut, yang seringkali membingungkan bahkan bagi tenaga medis.

Pada akhir tahun 2024, Meriam Bellina mengalami serangkaian gejala yang mirip dengan kambuhnya GERD, penyakit yang memang sudah lama ia derita. Ia merasakan masalah asam lambung yang cukup parah. Namun, kali ini, gejala yang dirasakannya berbeda dari biasanya. Meskipun telah mencoba berbagai pengobatan untuk meredakan asam lambung, kondisinya tidak membaik. Gejala yang paling menonjol adalah muntah tiba-tiba di tengah malam, diikuti dengan keringat dingin yang tak terkendali, dan sesak napas yang membuatnya merasa ada beban berat di dadanya.

Karena khawatir dengan kondisi yang tak kunjung membaik, anak Meriam Bellina memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Di Instalasi Gawat Darurat (IGD), awalnya ia hanya diberi obat untuk mengatasi asam lambung. Namun, beruntung, dokter kemudian melakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) yang mengungkap fakta sebenarnya: Meriam Bellina mengalami serangan jantung. Beberapa hari setelah kejadian tersebut, dokter menyarankan prosedur pemasangan ring jantung untuk mengatasi penyumbatan pada pembuluh darahnya.

Pengalaman Meriam Bellina menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Gejala serangan jantung dan GERD memang bisa sangat mirip, sehingga seringkali menimbulkan kebingungan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan mendasar antara keduanya agar dapat mengambil tindakan yang tepat dan cepat.

Membedakan GERD dan Serangan Jantung

Meskipun gejalanya tumpang tindih, GERD dan serangan jantung adalah kondisi yang sangat berbeda. GERD adalah kondisi kronis di mana asam lambung naik ke esofagus, menyebabkan iritasi dan peradangan. Sementara itu, serangan jantung adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat, biasanya oleh plak.

Berikut adalah perbedaan utama antara gejala GERD dan serangan jantung:

Gejala GERD:

  • Nyeri ulu hati (heartburn): Sensasi terbakar di dada, tepat di belakang tulang dada.
  • Rasa asam atau tidak enak di mulut.
  • Bau mulut.
  • Kerusakan gigi akibat asam lambung.
  • Kesulitan menelan.
  • Mual dan muntah.
  • Suara serak.

Gejala GERD biasanya memburuk setelah makan, berbaring, atau membungkuk. Antasida seringkali dapat meredakan gejala ini.

Gejala Serangan Jantung:

  • Nyeri dada: Rasa tertekan, sesak, atau nyeri di tengah atau sisi kiri dada. Nyeri bisa datang dan pergi, dengan intensitas yang bervariasi.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan di lengan, leher, rahang, bibir, atau perut.
  • Sesak napas.
  • Mual dan muntah.
  • Pusing atau sakit kepala ringan.
  • Kelelahan.
  • Keringat dingin.

Perlu diingat bahwa tidak semua orang mengalami nyeri dada saat serangan jantung. Wanita, khususnya, lebih mungkin mengalami gejala seperti nyeri rahang atau punggung, sesak napas, serta mual dan muntah.

Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis

Jika Anda mengalami gejala yang menyerupai serangan jantung, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis. Jangan tunda atau mencoba mengobati sendiri. Serangan jantung adalah kondisi darurat yang membutuhkan penanganan cepat untuk mencegah kerusakan permanen pada jantung. Terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, atau kelebihan berat badan, kewaspadaan harus ditingkatkan.

Pengalaman Meriam Bellina menjadi pengingat yang kuat bahwa kita tidak boleh meremehkan gejala yang tidak biasa. Kesadaran akan perbedaan gejala GERD dan serangan jantung dapat menyelamatkan nyawa. Jika Anda ragu, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai.