Ovicula biradiata: Spesies Bunga Baru yang Mengejutkan Ditemukan di Gurun Chihuahuan

Kejutan di Gurun: Penemuan Spesies Bunga Baru, Ovicula biradiata

Gurun Chihuahuan di Taman Nasional Big Bend, Texas, kembali menyimpan kejutan. Setelah penantian panjang selama hampir setengah abad, para peneliti berhasil mengidentifikasi spesies bunga baru yang unik, menambah kekayaan biodiversitas di lanskap yang gersang ini. Bunga yang diberi nama ilmiah Ovicula biradiata ini, langsung menarik perhatian karena ciri khasnya yang unik, berbeda dari flora gurun yang biasa ditemui.

Identitas Unik Si 'Setan Wol'

Nama Ovicula biradiata sendiri sarat makna. Ovicula, yang berarti "domba kecil" dalam bahasa Latin, merujuk pada bulu-bulu putih halus yang menutupi daunnya, memberikan tekstur lembut yang tidak biasa pada tanaman gurun. Sementara biradiata mengacu pada susunan dua 'pari' bunga pada setiap individu tanaman. Kombinasi ini menciptakan julukan sehari-hari yang menggelitik, "wooly devil" atau "setan wol", yang menggambarkan penampilannya yang kontras.

Penemuan ini mengejutkan para ahli botani. Pasalnya, Taman Nasional Big Bend telah menjadi fokus penelitian intensif selama lebih dari 100 tahun. Bahwa spesies baru masih dapat ditemukan di area yang tampaknya telah dieksplorasi secara menyeluruh, menyoroti betapa banyak rahasia yang masih tersembunyi di alam.

Spesies tanaman baru terakhir yang dideskripsikan di taman nasional ini adalah semak pegunungan July gold (Dedeckera eurekenseis) pada tahun 1976. Penemuan Ovicula biradiata setelah hampir 50 tahun, menegaskan kelangkaan dan signifikansi penemuan ini.

Penemuan Tak Sengaja dan Identifikasi Jitu

Deb Manley, seorang relawan taman, menemukan tanaman ini secara tidak sengaja pada Maret 2024. Insting seorang naturalis mendorongnya untuk mendokumentasikan temuan tersebut dan membagikannya melalui aplikasi iNaturalist, sebuah platform komunitas global bagi para ahli botani dan pengamat alam.

Melalui kolaborasi dan identifikasi oleh para ahli di iNaturalist, terungkap bahwa bunga gurun ini merupakan spesies yang belum dikenal. Ukurannya yang mini dan kebiasaannya yang tersembunyi membuat tanaman ini mudah terlewatkan. Untuk mengamatinya dengan seksama, seseorang perlu berbaring di tanah.

Menurut laporan dalam jurnal PhytoKeys, Ovicula biradiata merupakan tumbuhan tahunan yang sangat kecil, dengan tinggi hanya berkisar antara 1 cm hingga 7 cm. Ukurannya yang mungil semakin menambah daya tariknya.

Adaptasi Ekstrem dan Hubungan Kekeluargaan yang Tak Terduga

Ovicula biradiata menunjukkan adaptasi luar biasa terhadap lingkungan gurun yang keras. Bunga ini hanya mekar setelah hujan, memanfaatkan momen langka ketersediaan air untuk melanjutkan siklus hidupnya. Habitatnya adalah lereng berbatu yang gersang, di mana ia hidup berdampingan dengan semak-semak toleran kekeringan lainnya, seperti kaktus landak.

Meskipun penampilannya sangat berbeda, analisis DNA mengungkapkan bahwa Ovicula biradiata ternyata masih berkerabat dengan bunga matahari. Hal ini menunjukkan bagaimana evolusi dapat menghasilkan diversifikasi bentuk dan fungsi yang luar biasa dalam satu kelompok tanaman.

Isaac Lichter Marck PhD, penulis korespondensi dan peneliti dari California Academy of Sciences, menjelaskan bahwa analisis DNA dan perbandingan dengan spesimen herbarium menunjukkan bahwa tanaman berbulu halus ini tidak hanya merupakan spesies baru, tetapi juga cukup berbeda untuk menjamin pembentukan genus baru.

Potensi Tersembunyi dan Konservasi Biodiversitas

Penemuan Ovicula biradiata membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut mengenai potensi manfaat yang mungkin dimilikinya. Keily Peralta, seorang peneliti, mengungkapkan bahwa tim ilmuwan berencana untuk menyelidiki potensi khasiat obat yang terkandung dalam tanaman "setan wol" ini.

Di bawah mikroskop, mereka menemukan kelenjar tertentu yang diketahui mengandung senyawa dengan sifat antikanker dan anti-inflamasi pada tanaman lain dalam keluarga bunga matahari. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, temuan awal ini menggarisbawahi potensi pengetahuan yang dapat diperoleh dari pelestarian keanekaragaman tanaman di ekosistem gurun yang rapuh.

Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi antara ilmuwan dari California Academy of Sciences, Taman Nasional Big Bend, Sul Ross State University, dan Centro Interdisciplinario de Investigación para el Desarrollo Integral Regional (CIDIIR) di Durango, Meksiko. Penemuan ini menjadi pengingat akan pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati, bahkan di lingkungan yang tampaknya sudah dikenal dengan baik. Alam terus memberikan kejutan, dan setiap spesies yang ditemukan berpotensi membawa manfaat besar bagi pengetahuan dan kesejahteraan manusia.