PDIP Pilih Jalur Substantif: Dukungan untuk Prabowo Tanpa Koalisi Formal

PDIP Pilih Jalur Substantif: Dukungan untuk Prabowo Tanpa Koalisi Formal

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan bahwa Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, memberikan sinyal dukungan untuk memperkuat pemerintahan Prabowo Subianto, namun tetap memilih berada di luar koalisi resmi. Analis politik dari Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, mengamini pandangan tersebut, menyebutkan bahwa posisi di luar koalisi merupakan pilihan strategis bagi PDIP.

"PDIP memilih untuk berada di luar lingkaran kekuasaan, namun tetap memberikan dukungan penuh kepada pemerintahan Prabowo. Ini adalah posisi politik yang ideal bagi mereka," ujar Adi Prayitno kepada wartawan, Rabu (9/4/2025).

Pernyataan Muzani merujuk pada pertemuan penting antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri yang berlangsung pada Senin (7/4). Muzani turut hadir dalam pertemuan tersebut, mendampingi Prabowo.

Adi Prayitno menjelaskan bahwa PDIP akan menghadapi tantangan besar jika harus bergabung dalam koalisi formal dengan Prabowo. Sejarah PDIP yang memilih menjadi oposisi setelah kekalahan dalam pemilihan presiden menjadi salah satu faktor pertimbangan.

"PDIP tampaknya enggan untuk berkoalisi secara formal dengan Prabowo, misalnya dengan menempatkan kadernya di posisi menteri. Dalam sejarahnya, PDIP selalu memilih untuk berada di luar pemerintahan jika kalah dalam pilpres. Pernyataan Muzani mengkonfirmasi hal ini," papar Adi.

Koalisi Substantif

Meski demikian, Adi Prayitno menekankan bahwa dukungan PDIP terhadap pemerintahan Prabowo terlihat jelas dalam program dan kebijakan yang diambil. Ia mencontohkan peran aktif kader PDIP dalam proses revisi Undang-Undang TNI.

"PDIP menjadi salah satu motor utama dalam revisi Undang-Undang TNI yang kemudian disahkan. Ini menunjukkan bahwa koalisi antara Megawati dan Prabowo, antara PDIP dan Gerindra, bukanlah koalisi formalitas, melainkan koalisi substantif. PDIP bekerja sama dan mendukung program-program Prabowo Subianto secara penuh," jelasnya.

Adi menyebut bahwa koalisi yang terjalin saat ini bersifat substantif. Ia menggambarkan PDIP sebagai "banteng" di luar namun "garuda" di dalam, merujuk pada logo Partai Gerindra.

"Apa yang disampaikan Muzani dapat diartikan bahwa PDIP memiliki identitas merah di luar, namun memiliki semangat garuda di dalam, seperti lambang Gerindra," ujarnya.

Fokus pada Kepentingan Rakyat

Sebelumnya, Ketua MPR RI sekaligus Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menjelaskan bahwa dalam pertemuan antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri, Megawati menyatakan komitmennya untuk memperkuat pemerintahan, namun tetap berada di luar koalisi formal.

"Ibu Megawati berharap agar masa kepresidenan Prabowo efektif dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jika diperlukan, PDIP siap menjadi instrumen untuk memperkuat pemerintahan, namun tidak dalam posisi koalisi," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2025).

Muzani menambahkan bahwa PDIP akan tetap berada di luar koalisi Indonesia Maju, meskipun siap mendukung pemerintahan Prabowo. Megawati juga memberikan dukungan penuh terhadap kebijakan yang berpihak pada kepentingan rakyat.

"Pada prinsipnya, Ibu Megawati berharap agar masa kepresidenan Prabowo efektif sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara, serta menggunakan kekuatannya untuk kepentingan rakyat dan bangsa," pungkasnya.