Impian iPhone 'Made in USA': Mungkinkah Terwujud di Tengah Kompleksitas Rantai Pasok Global?

Impian iPhone 'Made in USA': Mungkinkah Terwujud di Tengah Kompleksitas Rantai Pasok Global?

Gagasan untuk memproduksi iPhone di Amerika Serikat kembali mencuat, dipicu oleh wacana penerapan tarif impor yang lebih tinggi oleh mantan Presiden Donald Trump. Retorika ini memunculkan harapan akan terciptanya lapangan kerja baru di sektor manufaktur dan teknologi canggih di AS. Namun, sejumlah pakar industri meragukan realisasi impian ini dalam waktu dekat, mengingat kompleksitas rantai pasok global dan biaya produksi yang signifikan.

Tantangan Rantai Pasok dan Biaya Produksi

Saat ini, Apple sangat bergantung pada ekosistem manufaktur yang mapan di Asia, khususnya China, India, dan Vietnam. Hampir seluruh komponen iPhone, mulai dari chip A18 yang diproduksi oleh TSMC di Taiwan hingga sensor kamera IMC903 buatan Jepang, berasal dari luar AS. Memindahkan seluruh rantai pasok ini ke AS akan menjadi tantangan logistik dan finansial yang sangat besar.

Dan Ives, analis dari Wedbush Securities, memperkirakan bahwa harga iPhone terbaru dapat melonjak hingga USD 3.500 jika diproduksi di AS, dibandingkan dengan harga saat ini sekitar USD 1.000. Perkiraan ini mencerminkan biaya tenaga kerja, infrastruktur, dan logistik yang jauh lebih tinggi di AS.

Perspektif Analis dan Tantangan Realisasi

Dipanjan Chatterjee, analis dari Forrester Research, menekankan bahwa perubahan signifikan dalam manufaktur dan rantai pasok membutuhkan waktu dan investasi yang besar. "Anda tidak ingin melakukannya kecuali sudah benar-benar tepat," ujarnya, mengisyaratkan bahwa Apple perlu mempertimbangkan dengan matang sebelum mengambil langkah drastis.

Gil Luria, analis dari D.A Davidson, berpendapat bahwa Apple mungkin dapat memindahkan sebagian manufaktur ke AS dalam 5 hingga 10 tahun mendatang. Namun, ia menekankan bahwa AS perlu meningkatkan keterampilan tenaga kerja di bidang manufaktur dan mengadopsi teknologi robotika untuk meniru kapabilitas yang ada di China dan Taiwan.

Fantasi atau Realitas Masa Depan?

Beberapa pihak bahkan menganggap ide iPhone 'Made in America' sebagai fantasi belaka untuk saat ini. Membangun ekosistem manufaktur yang komprehensif di AS dari nol akan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan investasi yang sangat besar. Walaupun perakitan iPhone di AS mungkin lebih memungkinkan dalam jangka panjang, proses ini pun akan memakan waktu dan sumber daya yang signifikan.

Investasi Apple di AS

Terlepas dari tantangan manufaktur, Apple telah berkomitmen untuk berinvestasi hingga USD 500 miliar di AS. Investasi ini mencakup berbagai bidang, termasuk penelitian dan pengembangan, pusat data, dan penciptaan lapangan kerja. Investasi ini menunjukkan komitmen Apple terhadap ekonomi AS, walaupun produksi iPhone secara penuh di AS masih menjadi pertanyaan besar.

Kesimpulan

Impian iPhone 'Made in USA' menghadapi sejumlah tantangan signifikan, termasuk kompleksitas rantai pasok global, biaya produksi yang tinggi, dan kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja di AS. Walaupun realisasi impian ini dalam waktu dekat tampak sulit, investasi Apple di AS dan potensi kemajuan dalam robotika dapat membuka peluang baru di masa depan. Untuk saat ini, gagasan ini masih berupa wacana yang membutuhkan kajian mendalam dan strategi implementasi yang matang.

  • Komponen Utama: Hampir semua komponen penting iPhone saat ini diproduksi di luar AS.
  • Biaya Produksi: Memproduksi iPhone di AS diperkirakan akan jauh lebih mahal.
  • Keterampilan Tenaga Kerja: AS perlu meningkatkan keterampilan tenaga kerja di bidang manufaktur.
  • Robotika: Kemajuan dalam robotika dapat membantu meniru kapabilitas manufaktur di Asia.