Operasi Ketupat Semeru 2025: Karyawan Swasta Mendominasi Pelanggaran Lalu Lintas di Banyuwangi, Angka Kecelakaan Menurun Signifikan

Karyawan Swasta Terbanyak Langgar Lalu Lintas di Banyuwangi Selama Operasi Ketupat Semeru 2025

Banyuwangi, Jawa Timur – Operasi Ketupat Semeru 2025 yang digelar di Banyuwangi, Jawa Timur, mengungkap fakta menarik terkait profil pelanggar lalu lintas. Data dari Satlantas Polresta Banyuwangi menunjukkan bahwa karyawan swasta mendominasi daftar pelanggar dengan jumlah mencapai 1.791 orang dari total 2.375 pelanggaran yang tercatat.

Angka ini jauh melampaui profesi lain seperti sopir (92 pelanggar), pelajar (58 pelanggar), dan kategori 'profesi lainnya' (428 pelanggar). Yang menggembirakan, tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh anggota TNI maupun Polri selama operasi berlangsung. Temuan ini menjadi sorotan dan bahan evaluasi bagi pihak kepolisian untuk meningkatkan sosialisasi dan penegakan hukum kepada kelompok karyawan swasta.

Sepeda Motor dan Mobil Penumpang Jadi Kendaraan Paling Banyak Melanggar

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa sepeda motor masih menjadi kendaraan yang paling sering terlibat dalam pelanggaran lalu lintas, dengan 1.343 kasus. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencatat 933 pelanggaran. Peningkatan signifikan juga terjadi pada pelanggaran yang melibatkan mobil penumpang, melonjak dari 224 kasus di tahun sebelumnya menjadi 707 kasus.

Lokasi pelanggaran terbanyak tercatat di kawasan perbelanjaan, dengan 1.592 pelanggar terjaring. Angka ini naik drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencatat 560 pelanggaran. Hal ini mengindikasikan bahwa kawasan perbelanjaan menjadi titik rawan pelanggaran lalu lintas, kemungkinan disebabkan oleh peningkatan aktivitas masyarakat dan kurangnya kesadaran akan aturan lalu lintas di area tersebut.

Penindakan dan Teguran Efektif Tekan Angka Kecelakaan

Selama Operasi Ketupat Semeru 2025, Satlantas Polresta Banyuwangi mencatat total 6.128 tindakan penindakan. Sebanyak 2.020 pelanggar terjaring melalui sistem ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) statis, 355 melalui ETLE mobile, dan 3.753 lainnya hanya mendapatkan teguran. Meskipun jumlah penindakan cukup tinggi, kabar baiknya adalah angka kecelakaan lalu lintas mengalami penurunan yang signifikan.

Total kasus kecelakaan yang terjadi selama operasi hanya 13 kasus, jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 36 kasus. Kerugian materi akibat kecelakaan juga menurun dari Rp 41 juta menjadi Rp 31,5 juta. Penurunan angka kecelakaan ini menunjukkan bahwa upaya penindakan dan teguran yang dilakukan oleh pihak kepolisian cukup efektif dalam menekan potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Apresiasi dan Kelanjutan Operasi

Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, menyampaikan apresiasi kepada seluruh personel, stakeholder, dan masyarakat atas kerjasama yang baik sehingga Operasi Ketupat Semeru 2025 dapat berjalan aman dan lancar. Beliau juga menyoroti kelancaran arus lalu lintas di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, meskipun terjadi peningkatan volume kendaraan.

“Evaluasi menunjukkan hasil yang positif. Angka kecelakaan turun drastis 60 persen, dari 36 kasus di tahun 2024, turun menjadi 13,” ujar Kombes Pol Rama Samtama Putra.

Meskipun Operasi Ketupat Semeru 2025 telah berakhir, kepolisian tetap melanjutkan kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) dari tanggal 9 hingga 15 April 2025. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi gelombang masyarakat yang masih memanfaatkan sisa libur dengan melakukan perjalanan dari Jawa ke Bali atau sebaliknya melalui Banyuwangi.

“Pos pelayanan mudik belum dibongkar. Kami masih memberikan pelayanan kepada masyarakat sampai 15 April 2025,” pungkas Kapolresta Banyuwangi.