Menjelajahi Nagari Kapau: Akar Kuliner dan Cita Rasa Autentik Nasi Kapau Sumatera Barat
Menjelajahi Nagari Kapau: Akar Kuliner dan Cita Rasa Autentik Nasi Kapau Sumatera Barat
Bagi para penjelajah rasa, nasi kapau bukan sekadar hidangan, melainkan sebuah perjalanan kuliner yang membawa kita ke jantung Sumatera Barat. Popularitasnya yang meluas hingga ke berbagai penjuru Nusantara tidak lepas dari cita rasa khas dan otentik yang memikat lidah. Di Jakarta, aroma nasi kapau dapat dengan mudah ditemukan di kawasan Kramat Raya, Senen, di mana deretan pedagang menjajakan hidangan ini dengan puluhan pilihan lauk yang menggugah selera.
Namun, di balik ketenarannya, banyak yang belum mengetahui bahwa nasi kapau bukanlah sekadar varian dari nasi padang. Ia memiliki akar yang lebih spesifik, berasal dari sebuah nagari (desa) kecil bernama Kapau. Mari kita telusuri lebih dalam tentang nagari ini dan apa yang membuatnya begitu istimewa.
Nagari Kapau: Lebih dari Sekadar Desa
Nagari Kapau terletak di Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, dekat Bukittinggi. Pemandangan alamnya yang didominasi hamparan sawah hijau memang lazim ditemukan di Tanah Minang. Namun, di balik kesederhanaan itu, tersembunyi kekayaan tradisi dan kuliner yang luar biasa.
Dengan luas wilayah sekitar 5,54 kilometer persegi, Nagari Kapau dihuni oleh sekitar 3.129 jiwa pada tahun 2019, yang terbagi dalam 12 jorong (kampung). Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, namun ada pula sebagian kecil yang berdagang, termasuk penjual makanan.
Meski jumlah penjual makanan di Nagari Kapau tidak banyak, justru dari nagari inilah lahir hidangan nasi kapau yang namanya mendunia. Kelezatannya telah membawa nama Kapau dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Generasi pertama pedagang nasi kapau menggunakan nama tersebut sebagai pembeda dari nasi padang lainnya. Tradisi ini kemudian dilanjutkan oleh pedagang yang berasal dari Kapau atau memiliki hubungan kekerabatan dengan nagari tersebut.
Ironisnya, meski nasi kapau terkenal di mana-mana, jumlah warung nasi kapau di Nagari Kapau sendiri sangat terbatas, hanya sekitar tujuh tempat makan dengan tampilan yang sederhana.
Keunikan Nasi Kapau
Salah satu daya tarik utama nasi kapau adalah gulai kapau yang kaya rasa dan rempah. Hidangan ini tidak langsung populer dalam semalam. Pada akhir 1960-an, gulai kapau mulai dijajakan dari kampung ke kampung, dibawa dalam periuk yang dijunjung di atas kepala.
Keunikan nasi kapau terletak pada penyajiannya yang khas. Lauk-pauk dan gulai ditata dalam panci-panci besar yang disusun bertingkat, menjadi pemandangan menarik antara penjual dan pembeli. Sendok yang digunakan untuk mengambil gulai pun unik, terbuat dari batok kelapa bertangkai panjang, memudahkan menjangkau panci-panci yang berada di posisi tinggi.
Tampilan nasi kapau hingga saat ini tidak banyak berubah. Puluhan lauk tetap ditata bertingkat, dengan posisi penjual yang lebih tinggi dari pembeli, menciptakan interaksi yang akrab antara pedagang dan penikmat makanan.
Sejarawan kuliner Indonesia, Fadly Rahman, meyakini bahwa nasi kapau sudah ada sejak abad ke-19, pada masa kolonial Belanda. Keberadaannya seiring dengan tradisi merantau dan berdagang masyarakat Minang. Para wanita yang ditinggal suami merantau kemudian mendirikan usaha rumah makan, menawarkan nasi dan lauk khas Minang, dengan beberapa varian yang hanya ada di Kapau, seperti gulai kapau dan tambusu.
Salah satu lokasi terbaik untuk menikmati nasi kapau dengan penyajian otentik adalah di Pasar Lereng Kota Bukittinggi, sekitar 8 kilometer dari Nagari Kapau. Tempat ini dikenal dengan nama Los Lambuang, yang diibaratkan sebagai food court-nya nasi kapau. Di sinilah kita dapat melihat langsung bagaimana nasi kapau disajikan dengan panci-panci bertingkat yang menjadi ciri khasnya.
Kedai Nasi Kapau Uni Lis adalah salah satu yang terkenal di Los Lambuang. Telah berjualan selama tiga generasi, kedai ini menjadi langganan banyak tokoh ternama di Indonesia.
"Yang paling khas itu ya tambunsu. Tidak semua penjual nasi di Sumatra Barat yang ada tambunsunya. Hanya ada di nasi kapau," ujar Nurfida, karyawan Kedai Nasi Kapau Uni Lis, menegaskan keunikan hidangan ini.
Membedakan Nasi Kapau dan Nasi Padang
Perbedaan mendasar antara nasi kapau dan nasi padang terletak pada asal-usulnya. Nasi padang umumnya digunakan oleh rumah makan yang berasal dari kota Padang, sedangkan nasi kapau merujuk pada hidangan yang dijual oleh pedagang dari Nagari Kapau.
Di Los Lambuang Bukittinggi, hampir semua penjual nasi kapau menggunakan nama "Uni" pada lapaunya (warung). Selain itu, lapau nasi kapau di Los Lambuang umumnya berwarna biru, yang merupakan warna kebanggaan masyarakat Bukittinggi. Ada pula aturan tak tertulis bahwa hanya pedagang yang berasal dari Nagari Kapau yang boleh menggunakan label "Kapau" pada nama lapaunya.
Menu Wajib Coba
Saat menikmati nasi kapau, jangan lewatkan gulai kapau yang khas dengan warna kuning kunyitnya. Rasanya gurih dan sedikit pedas, dengan isian nangka muda, rebung, kol, pakis, kacang panjang, dan jengkol dalam kuah yang tidak terlalu kental.
Menu wajib lainnya adalah gulai tunjang (kikil) dan tambunsu, yaitu usus yang diisi campuran telur dan tahu yang dilumatkan. Pilihan lain yang menggugah selera adalah dendeng balado, ayam gulai, dan ayam rendang.
Menjelajahi Nagari Kapau bukan hanya tentang mencicipi kelezatan nasi kapau, tetapi juga tentang memahami sejarah, tradisi, dan budaya yang melatarbelakangi hidangan istimewa ini. Sebuah perjalanan kuliner yang akan membawa kita lebih dekat dengan kekayaan warisan Indonesia.