Antisipasi Inflasi: Senator Jakarta Ajukan Strategi Pengendalian Harga kepada Bank Indonesia DKI Jakarta

Senator Jakarta Ajukan Strategi Pengendalian Harga kepada Bank Indonesia DKI Jakarta

Jakarta menghadapi tantangan inflasi yang signifikan, mendorong Senator DKI Jakarta, Fahira Idris, untuk mengambil langkah proaktif. Fahira Idris mengajukan serangkaian rekomendasi strategis kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), termasuk Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat upaya pengendalian inflasi di ibu kota, yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, mencapai 2 persen secara bulanan (mtm) pada Maret 2025.

Dalam kunjungan kerjanya ke Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta, Fahira Idris menyampaikan empat rekomendasi utama yang disusun berdasarkan evaluasi kinerja TPID selama triwulan pertama 2025 dan dinamika inflasi yang terjadi. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar. Fahira Idris menekankan pentingnya tindakan strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah fluktuasi harga.

Empat Pilar Strategi Pengendalian Inflasi

Fahira Idris merinci empat rekomendasi utama yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi TPID dan BI Provinsi DKI Jakarta:

  1. Penguatan Ketahanan Pangan Kota:
    • Mendorong pengembangan urban farming secara luas di kawasan pemukiman, bukan hanya sebagai edukasi tetapi juga sebagai fondasi ketahanan pangan berbasis komunitas.
    • Membangun sistem distribusi pangan terintegrasi yang menghubungkan pusat produksi dengan pasar induk dan eceran, didukung oleh infrastruktur logistik yang kuat.
    • Membangun kolaborasi lintas wilayah aglomerasi Jabodetabek serta memberdayakan BUMD dan koperasi pangan untuk menjaga stabilitas harga.
  2. Konsolidasi Data dan Informasi Harga:
    • Digitalisasi data harga bahan pokok untuk meningkatkan transparansi dan akses informasi publik.
    • Mengembangkan dashboard daring (online dashboard) yang terhubung dengan data dari BPS, Dinas Ketahanan Pangan, BUMD pangan, dan mitra TPID lainnya, memungkinkan pemantauan harga secara real time oleh masyarakat.
  3. Peningkatan Efektivitas Program Subsidi dan Pasar Murah:
    • Memperluas cakupan program pasar murah dan subsidi pangan, terutama di wilayah rentan seperti Kepulauan Seribu, yang sering menghadapi tantangan logistik dan disparitas harga.
  4. Monitoring Inflasi Mikro:
    • Mengembangkan sistem pemantauan inflasi mikro di tingkat kelurahan atau RW untuk mendeteksi dini gejolak harga yang mungkin terlewat oleh pantauan inflasi resmi.
    • Melibatkan kader pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK), relawan kelurahan, RT/RW, atau pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai mitra pengumpul data harga secara berkala.

Implementasi dan Dampak

Fahira Idris menekankan bahwa data dari pemantauan mikro dapat menjadi dasar intervensi cepat, seperti penyelenggaraan pasar murah di titik-titik rawan atau distribusi bahan pokok bersubsidi secara lebih efisien dan terarah. Dengan implementasi yang tepat, strategi ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam pengendalian inflasi di Jakarta, menjaga daya beli masyarakat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Inisiatif ini menunjukkan komitmen Fahira Idris dalam mengatasi masalah inflasi yang dihadapi Jakarta. Dengan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, diharapkan Jakarta dapat menghadapi tantangan inflasi dengan lebih baik dan menjaga stabilitas ekonomi di masa depan.