Skandal Mobil Bekas KTT Non-Blok: Titiek Puspa, Fiat 1300, dan Tuduhan Tak Berdasar
Titiek Puspa dan Fiat 1300: Kisah di Balik Skandal yang Mencoreng Nama Baik
Perjalanan karir Titiek Puspa, seorang diva legendaris Indonesia, tidak selalu mulus. Di balik gemerlap panggung dan popularitasnya, tersimpan sebuah kisah kelam yang melibatkan sebuah mobil Fiat 1300, skandal politik, dan tuduhan tak berdasar yang hampir menghancurkan reputasinya.
Tawaran Menggiurkan di Tengah Gejolak Politik
Pada pertengahan tahun 1966, Titiek Puspa didekati oleh seorang wanita yang menawarkan mobil-mobil bekas Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok dengan harga miring. Mobil-mobil tersebut dikabarkan milik Gubernur Bank Indonesia (BI) saat itu, Teuku Jusuf Muda Dalam (TJMD).
Karena memang sedang membutuhkan kendaraan, Titiek Puspa langsung tertarik dan menemui TJMD di kantornya. TJMD mengakui bahwa mobil tersebut memiliki beberapa kerusakan kecil, namun meyakinkan Titiek bahwa perbaikannya tidak akan memakan waktu lama.
Tergiur dengan harga yang jauh di bawah pasaran dan janji perbaikan yang mudah, Titiek Puspa langsung setuju membeli mobil Fiat 1300 tersebut. Tanpa disadari, ia telah memasuki pusaran masalah yang jauh lebih besar dari sekadar kerusakan mobil.
Pusaran Fitnah dan Persidangan yang Menegangkan
Tak lama setelah mobil tersebut dibawa ke bengkel, gelombang demonstrasi mahasiswa melanda Jakarta. Mobil Fiat 1300 milik Titiek Puspa ikut menjadi sasaran amuk massa. Peristiwa ini memicu penyelidikan oleh aparat hukum. Muncul dugaan bahwa Titiek Puspa, sebagai seorang pesohor, mendapatkan mobil tersebut sebagai hadiah dari TJMD.
Rumor yang lebih keji pun beredar. Titiek Puspa dituduh menjadi wanita simpanan TJMD, yang saat itu dikenal sebagai seorang playboy. Gosip ini dengan cepat menyebar dan menjadi berita utama di berbagai media massa.
Titiek Puspa sangat terpukul dengan tuduhan tersebut. Ia mengalami depresi berat. Bahkan, kedua putrinya yang masih kecil menjadi korban bullying di sekolah.
Puncak dari skandal ini adalah persidangan di Mahkamah Militer pada tahun 1966. Di hadapan hakim, Titiek Puspa dengan tegas membantah semua tuduhan. Ia menjelaskan bahwa ia membeli mobil tersebut dengan harga 40 juta rupiah (atau 40 ribu rupiah uang baru).
Hakim terus mencecar Titiek Puspa, menanyakan apakah mobil tersebut tidak diberikan secara cuma-cuma. Dengan tenang, Titiek Puspa menjawab bahwa ia telah membayar sebagian harga mobil tersebut, dan ia ikhlas jika mobil tersebut diambil kembali.
Jawaban Titiek Puspa disambut riuh oleh pengunjung persidangan. Setelah beberapa menit, majelis hakim memutuskan untuk membebaskan Titiek Puspa dari segala tuduhan.
Fiat 1300: Mobil Populer dengan Desain Ikonik
Fiat 1300, atau milletrecento dalam bahasa Italia, adalah model yang sangat populer di Indonesia pada masanya. Mobil ini dibekali mesin 4 silinder OHV 8 valve berkapasitas 1.300cc dengan tenaga 60Hp dan torsi 93Nm. Transmisi manual 4 percepatan dengan tuas di kolom setir digunakan untuk menggerakkan roda belakang.
Fiat 1300 dirancang oleh Mario Boano, seorang desainer otomotif ternama yang juga merancang mobil-mobil ikonik lainnya seperti Lancia Aurelia, Alfa Romeo 2500 CC, Karmann Ghia, dan Ferrari 166 Berlinetta.
Desain Fiat 1300 memiliki ciri khas lis chrome yang mengelilingi bodi mobil. Bagian-bagian aksesorinya juga unik, seperti wiper depan model ganda, tuas persneling di kolom setir, lampu mundur di sisi kanan, dan sabuk pengaman untuk pengemudi dan penumpang depan.
Pelajaran dari Sebuah Skandal
Kisah Titiek Puspa dan Fiat 1300 menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana sebuah kesalahpahaman dan fitnah dapat menghancurkan reputasi seseorang. Kasus ini juga menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam bertransaksi, terutama di tengah situasi politik yang tidak stabil. Terlepas dari skandal yang menimpanya, Titiek Puspa berhasil membuktikan bahwa ia tidak bersalah dan terus berkarya hingga saat ini, menjadi inspirasi bagi banyak orang.