Sungai di Polewali Mandar Tercemar Parah: Tumpukan Sampah dan Bangkai Ancam Kesehatan Warga
Krisis Sampah di Polewali Mandar: Muara Sungai dan Irigasi Dipenuhi Limbah
Pemandangan memprihatinkan terjadi di Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, di mana muara sungai dan saluran irigasi pertanian berubah menjadi lautan sampah. Puluhan ton sampah, bercampur dengan bangkai hewan, telah mencemari lingkungan dan menimbulkan keresahan mendalam di kalangan warga.
Kondisi ini diperparah pasca-libur panjang Idul Fitri, di mana volume sampah yang dibuang sembarangan ke sungai melonjak drastis. Tumpukan sampah ini mengular sepanjang dua kilometer di muara sungai dan saluran irigasi Desa Kebunsari, menciptakan pemandangan yang tidak sedap dipandang dan aroma busuk yang menyengat.
Sumber dan Dampak Pencemaran
Mayoritas sampah berasal dari limbah rumah tangga dan aktivitas perdagangan di Pasar Wonomulyo. Ketika hujan deras tiba, sampah-sampah ini terbawa arus dan menyumbat saluran irigasi, mengancam keberlangsungan pertanian warga. Jenis sampah yang mendominasi antara lain:
- Plastik
- Styrofoam
- Popok bayi
- Kaleng
- Sampah rumah tangga lainnya
Dampak pencemaran ini tidak hanya terbatas pada kerusakan lingkungan. Bau busuk yang berasal dari tumpukan sampah dan bangkai hewan telah mengganggu kualitas hidup warga dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.
Keluhan Warga dan Upaya Penanggulangan
Warga Desa Kebunsari merasa gerah dengan kondisi ini. Syarifuddin, seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa mereka terpaksa membuka pintu saluran irigasi untuk mencegah sampah meluap ke pemukiman mereka.
"Karena terus menumpuk dan membusuk, warga yang tidak tahan terpaksa membuka pintu-pintu irigasi agar sampah tersebut mengalir dan tidak menumpuk di sekitar pemukiman atau lahan mereka karena aroma bau busuk yang menyengat dan mengganggu warga," ujar Syarifuddin.
Bupati Polewali Mandar, Haji Samsul Mahmud, mengakui bahwa masalah ini disebabkan oleh kebiasaan buruk warga yang membuang sampah sembarangan ke sungai. Ia telah menginstruksikan aparat kecamatan dan kelurahan untuk melakukan edukasi langsung kepada masyarakat.
"Kita telah mengimbau warga agar tidak lagi membuang sampah sembarangan termasuk di sungai karena ini menjadi sumber pencemaran yang merugikan kita semua. Saya berharap semua aparat kecamatan dan kelurahan atau desa turut langsung ke masyarakat untuk melakukan edukasi agar masyarakat sadar lingkungan," kata Bupati.
Minimnya Infrastruktur Pengelolaan Sampah
Masalah ini diperburuk oleh kurangnya fasilitas pengelolaan sampah yang memadai. Salah satu Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Desa Paku, Kecamatan Binuang, bahkan ditutup paksa oleh warga karena dinilai menjadi sumber pencemaran akibat pengelolaan yang tidak sesuai standar.
Warga mendesak pemerintah daerah untuk segera menyediakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dikelola secara profesional. Dengan adanya TPA yang memadai, diharapkan sampah tidak lagi dibuang ke sungai atau saluran irigasi yang berdekatan dengan lahan pertanian, sehingga lingkungan tetap bersih dan sehat.