ara contemporary: Galeri Seni Baru yang Berambisi Promosikan Seniman Asia Tenggara ke Kancah Global

ara contemporary: Wadah Baru Bagi Seni Asia Tenggara di Jantung Senayan

Tersembunyi di antara hiruk pikuk kompleks perumahan di Jalan Tulodong Bawah, Senayan, hadir sebuah oase seni bernama ara contemporary. Galeri ini, yang didirikan oleh Megan Arlin, Danti, dan Fredy, bukan sekadar ruang pameran, melainkan sebuah visi untuk mengangkat seni dan seniman Asia Tenggara ke panggung dunia.

Memasuki ara contemporary, pengunjung disambut oleh desain modern minimalis yang elegan. Galeri ini terbagi menjadi dua ruang utama: Main Gallery, yang menampilkan karya-karya seniman mapan, dan Focus, yang didedikasikan untuk seniman-seniman baru (emerging artist). Tangga-tangga yang menjulang dari gerbang depan menjadi simbol ambisi galeri ini untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi dalam dunia seni.

Visi di Balik ara contemporary

Kisah pendirian ara contemporary berawal dari pengalaman kolektif ketiga pendirinya di berbagai galeri dan pameran seni terkemuka di Asia Tenggara. Megan, Danti, dan Fredy memiliki latar belakang yang kuat dalam mengkurasi dan mempromosikan seni dari berbagai negara, termasuk Australia, Jepang, dan tentu saja, Asia Tenggara. Kecintaan mereka terhadap seni Asia Tenggara mendorong mereka untuk menciptakan wadah yang dapat merepresentasikan kekayaan dan keragaman ekspresi artistik dari wilayah ini.

Nama "ara" sendiri memiliki makna mendalam. Diambil dari akhiran nama ketiga pendirinya, "ara" juga berarti "tempat berlindung" dan "mitra." Filosofi ini tercermin dalam pendekatan ara contemporary yang ingin membangun hubungan yang erat dan saling mendukung dengan para seniman yang mereka wakili. Mereka ingin berjalan bersama para seniman, membantu mereka mengembangkan karier, dan membawa karya mereka ke audiens yang lebih luas.

Pameran Pembuka yang Spektakuler: "We Begin with Everything"

Membuka pintunya untuk publik, ara contemporary mempersembahkan pameran kolektif bertajuk "We Begin with Everything." Pameran ini menampilkan karya-karya dari 17 seniman terkemuka dari Indonesia dan berbagai negara di Asia Tenggara. Dari Indonesia, hadir nama-nama seperti:

  • Agan Harahap
  • Albert Yonathan Setyawan
  • Condro Priyoaji
  • Enggar Rhomadioni
  • Irfan Hendrian
  • Ipeh Nur
  • Iwan Effendi
  • S Urubingwaru
  • Wedhar Riyadi
  • Mar Kristoff

Seniman dari negara lain juga turut memeriahkan pameran ini, di antaranya:

  • Alisa Chunchue (Thailand)
  • Xiuching Tsay (Thailand)
  • Natalie Sasi Organ (Thailand)
  • Carmen Ceniga Prado (Seoul/Spanyol/Singapura)
  • Dawn Ng (Singapura)
  • Kelly Jin Mei (Singapura)
  • Marcos Kueh (Malaysia)

Pameran ini menjadi bukti komitmen ara contemporary untuk menampilkan keragaman dan kualitas seni Asia Tenggara. Karya-karya yang dipamerkan mencakup berbagai media dan gaya, dari lukisan dan patung hingga instalasi dan seni digital. "We Begin with Everything" adalah sebuah perayaan kreativitas dan inovasi yang menjanjikan masa depan cerah bagi seni Asia Tenggara.

Kolaborasi dengan galeri Sullivan+Strumpf dan Backroom semakin memperkuat posisi ara contemporary sebagai pemain kunci dalam ekosistem seni regional. Pameran "We Begin with Everything" akan berlangsung hingga 4 Mei 2025, memberikan kesempatan bagi para pecinta seni untuk menyaksikan langsung karya-karya terbaik dari seniman-seniman Asia Tenggara.

Dengan visi yang jelas, tim yang berpengalaman, dan komitmen yang kuat, ara contemporary siap menjadi wadah yang penting bagi perkembangan seni Asia Tenggara dan menjembatani seniman-seniman dari wilayah ini dengan dunia global.