Lonjakan Pengguna Mobil Listrik Saat Mudik Lebaran 2025: Peningkatan Signifikan 460 Persen

Peningkatan Penggunaan Kendaraan Listrik Secara Drastis Terjadi Selama Musim Mudik Lebaran 2025

Jakarta, [Tanggal Hari Ini] – Penggunaan kendaraan listrik (EV) roda empat atau lebih telah mengalami lonjakan signifikan selama periode mudik Lebaran 2025. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melaporkan peningkatan yang mencolok hingga 460% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Data ini diperoleh dari Posko Nasional Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang bertugas selama periode Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1446 H, mulai dari 17 Maret 2025 hingga 11 April 2025.

Total kendaraan listrik yang digunakan untuk perjalanan mudik mencapai angka 19.852 unit, sebuah peningkatan yang tajam dari hanya 4.314 unit pada periode Lebaran tahun sebelumnya. Lonjakan ini menunjukkan adopsi kendaraan listrik yang semakin pesat di kalangan masyarakat Indonesia.

Komentar dari BPH Migas

"Penggunaan kendaraan listrik roda empat untuk mudik selama periode Ramadhan dan Idul Fitri ini mencapai 19.852 unit, meningkat 460 persen dibandingkan tahun lalu," ujar Direktur Bahan Bakar Minyak BPH Migas, Sentot Harijady Bradjanto Tri Putro, dalam keterangan resminya pada Jumat (11/4/2025).

Sebaran Penggunaan EV

Data menunjukkan bahwa wilayah DKI Jakarta mencatat penggunaan kendaraan listrik tertinggi selama periode mudik. Sebaliknya, wilayah dengan penggunaan terendah adalah Bengkulu, Gorontalo, dan Maluku Utara. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor seperti ketersediaan infrastruktur pengisian daya, kesadaran masyarakat, dan kebijakan pemerintah daerah.

Pertumbuhan Infrastruktur SPKLU

Sejalan dengan peningkatan penggunaan EV, jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) juga mengalami pertumbuhan signifikan. Selama periode siaga Lebaran, tercatat sebanyak 3.558 unit SPKLU beroperasi, meningkat 274% dibandingkan dengan 1.299 unit pada Lebaran 2024. DKI Jakarta kembali mencatat jumlah SPKLU tertinggi, sementara Kepulauan Riau memiliki jumlah SPKLU terendah.

Peningkatan Transaksi di SPKLU

Jumlah transaksi pengisian daya di SPKLU juga mengalami lonjakan yang luar biasa, mencapai 490%. Rinciannya, terdapat 17.192 transaksi di ruas tol dan 66.596 transaksi di ruas non-tol. Ruas tol Jakarta-Cikampek mencatat jumlah transaksi tertinggi, yaitu 994 kali.

Implikasi dan Prospek

Lonjakan penggunaan kendaraan listrik selama mudik Lebaran 2025 menandakan perubahan signifikan dalam preferensi transportasi masyarakat Indonesia. Hal ini juga menunjukkan keberhasilan upaya pemerintah dalam mendorong adopsi kendaraan listrik melalui berbagai kebijakan dan insentif. Dengan pertumbuhan infrastruktur pengisian daya yang terus berlanjut dan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat, prospek kendaraan listrik di Indonesia terlihat semakin cerah.

Faktor Pendorong

Beberapa faktor yang mendorong peningkatan penggunaan kendaraan listrik antara lain:

  • Kesadaran Lingkungan: Masyarakat semakin peduli terhadap dampak lingkungan dari kendaraan konvensional.
  • Insentif Pemerintah: Pemerintah memberikan berbagai insentif, seperti subsidi pembelian dan keringanan pajak, untuk mendorong adopsi EV.
  • Penghematan Biaya: Biaya operasional EV lebih rendah dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil.
  • Ketersediaan SPKLU: Infrastruktur pengisian daya semakin berkembang, memudahkan pengguna EV untuk mengisi daya kendaraan mereka.

Tantangan

Meskipun prospek kendaraan listrik di Indonesia sangat menjanjikan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:

  • Harga EV: Harga EV masih relatif mahal dibandingkan kendaraan konvensional.
  • Jarak Tempuh: Jarak tempuh EV masih terbatas, terutama untuk perjalanan jarak jauh.
  • Waktu Pengisian Daya: Waktu pengisian daya EV lebih lama dibandingkan mengisi bahan bakar fosil.

Pemerintah dan industri otomotif perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan-tantangan ini agar adopsi kendaraan listrik dapat terus meningkat di masa depan.