MUI Tegaskan Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia Harus Bergaransi Kepulangan
MUI: Evakuasi Warga Gaza Harus Disertai Jaminan Kepulangan ke Tanah Air
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menekankan pentingnya jaminan kepulangan bagi warga Gaza yang dievakuasi ke Indonesia akibat konflik berkepanjangan. Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menyatakan bahwa evakuasi ini harus dipastikan bersifat sementara, dengan tujuan utama memberikan penanganan medis yang memadai bagi korban perang, dan bukan sebagai bentuk relokasi permanen.
"Evakuasi harus dilakukan dengan prosedur dan mekanisme yang jelas, menjamin bahwa warga Gaza berada di Indonesia hanya untuk sementara waktu, selama mereka menjalani perawatan medis. Selain itu, kedaulatan Palestina sebagai tanah air mereka harus tetap terjaga, tidak boleh diambil alih atau dikuasai oleh negara lain," ujar Sudarnoto kepada media.
Penegasan ini muncul sebagai respons terhadap rencana evakuasi warga Gaza yang dicanangkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto. MUI mendukung penuh inisiatif tersebut sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan, namun mengingatkan agar evakuasi tidak disalahartikan sebagai upaya untuk merelokasi warga Palestina secara permanen, seperti yang pernah diusulkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
"Inisiatif evakuasi oleh Presiden terpilih harus didasari komitmen yang kuat untuk membela Palestina. Indonesia tidak boleh terpengaruh oleh politik Israel dan Amerika yang berorientasi imperialistik," tegas Sudarnoto. Beliau menambahkan bahwa evakuasi ini harus dilihat sebagai tindakan darurat kemanusiaan semata.
Sudarnoto, yang juga merupakan Guru Besar Ilmu Sejarah dan Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, menyoroti pentingnya penanganan medis yang komprehensif bagi anak-anak, perempuan, dan kelompok rentan lainnya dari Gaza. Ia berharap pemerintah dapat bekerja sama dengan organisasi masyarakat Islam (Ormas) untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada para korban perang setelah mereka tiba di Indonesia.
"Indonesia memiliki sumber daya yang memadai, termasuk rumah sakit dalam jumlah besar. Ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah, NU, dan lainnya dapat berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan dan dukungan psikologis kepada para pengungsi," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengevakuasi warga Gaza yang terluka akibat serangan brutal di wilayah tersebut. Prabowo menawarkan perawatan medis di Indonesia bagi korban luka, termasuk anak-anak yatim piatu dan mereka yang mengalami trauma akibat perang.
"Kami siap menerima korban luka-luka dan akan segera mengirim Menteri Luar Negeri untuk berdiskusi dengan pemerintah Palestina mengenai mekanisme pelaksanaannya. Kami siap mengevakuasi mereka yang membutuhkan perawatan," kata Prabowo.
Prabowo memperkirakan jumlah pengungsi yang akan dievakuasi pada gelombang pertama mencapai 1.000 orang. Ia menegaskan bahwa warga Palestina yang dievakuasi akan tinggal di Indonesia hanya sementara waktu, sampai kondisi di Gaza kembali kondusif.
"Mereka di sini hanya sementara, sampai pulih kembali. Setelah situasi di Gaza memungkinkan, mereka harus kembali ke tanah air mereka. Ini adalah sikap resmi pemerintah Indonesia," pungkas Prabowo.
Poin-poin penting:
- MUI menekankan pentingnya jaminan kepulangan bagi warga Gaza yang dievakuasi ke Indonesia.
- Evakuasi harus dipastikan bersifat sementara dan bukan sebagai relokasi permanen.
- Indonesia harus tetap berkomitmen membela Palestina dan menolak ide relokasi dari pihak lain.
- Kerja sama dengan ormas Islam penting untuk memberikan pelayanan optimal bagi pengungsi.
- Indonesia siap mengevakuasi warga Gaza yang terluka untuk mendapatkan perawatan medis.
- Pengungsi akan kembali ke Gaza setelah kondisi di sana membaik.