Indonesia Pertahankan Posisi Netral di Tengah Konflik Dagang AS-China, Siap Jadi Jembatan Perdamaian
Indonesia Ambil Sikap Netral dalam Perang Dagang AS-China, Tawarkan Diri Jadi Mediator
Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk tetap netral dalam menghadapi ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Pernyataan ini disampaikan di Turkiye pada hari Jumat (11/4/2025), di tengah kekhawatiran global tentang dampak perang dagang terhadap stabilitas ekonomi.
Prabowo menyatakan harapannya agar kedua negara adidaya tersebut dapat mencapai resolusi yang saling menguntungkan. "Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan," ujarnya, menekankan pentingnya dialog dan kompromi dalam menyelesaikan perbedaan.
Indonesia, kata Prabowo, memandang baik AS maupun China sebagai mitra penting. Prinsip saling menghormati dan keinginan untuk menjalin hubungan baik dengan semua negara menjadi landasan kebijakan luar negeri Indonesia. "Tidak, tidak. Kami menghormati semua negara," tegasnya, menepis spekulasi tentang kemungkinan keberpihakan.
Lebih lanjut, Prabowo menawarkan peran aktif Indonesia sebagai jembatan komunikasi antara AS dan China. Mengingat hubungan baik yang telah lama terjalin dengan kedua negara, Indonesia merasa terpanggil untuk memfasilitasi dialog konstruktif. "Oh tidak mungkin (putus hubungan dengan China), China sangat dekat dengan Indonesia," kata Prabowo, menunjukkan betapa pentingnya relasi bilateral tersebut.
Presiden Prabowo juga mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump. "Saya sudah minta waktu, mudah-mudahan ya," imbuhnya. Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama bilateral antara Indonesia dan AS, serta membuka peluang untuk membahas isu-isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama.
Berikut poin-poin penting dari pernyataan Presiden Prabowo:
- Netralitas: Indonesia tetap netral dalam perang dagang AS-China.
- Harapan: Berharap AS dan China mencapai kesepakatan.
- Penghormatan: Menghormati semua negara, termasuk AS dan China.
- Peran Jembatan: Indonesia ingin menjadi jembatan bagi AS dan China.
- Hubungan Baik: China sangat dekat dengan Indonesia.
- Permintaan Pertemuan: Prabowo meminta waktu bertemu Presiden AS Donald Trump.
Dengan mengambil posisi netral dan menawarkan diri sebagai mediator, Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap stabilitas regional dan global. Diplomasi aktif dan hubungan baik dengan semua negara diharapkan dapat membantu meredakan ketegangan dan mendorong solusi damai dalam konflik perdagangan ini.