Volatilitas Pasar Saham Domestik di Tengah Ketegangan Global: Analis Rekomendasikan Strategi Investasi Selektif

Pasar Saham Indonesia Berada di Tengah Pusaran Volatilitas Global

Pasar saham domestik saat ini tengah menghadapi tantangan volatilitas yang signifikan, dipicu oleh ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Sentimen global yang rapuh ini menciptakan ketidakpastian, namun penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sedikit memberikan angin segar bagi para investor dalam negeri.

Analis pasar modal, Hendra Wardana dari Stocknow.id, mengungkapkan bahwa secara teknikal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang menguji level resisten di 6.418. Apabila level ini berhasil ditembus, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan hingga mencapai kisaran 6.600–6.800. "Potensi ini sangat mungkin tercapai, asalkan kombinasi katalis makroekonomi yang positif dan pertumbuhan sektor-sektor utama dapat dipertahankan secara konsisten," ujarnya.

Saham Pilihan di Tengah Ketidakpastian

Hendra menambahkan bahwa optimisme terhadap pemulihan ekonomi yang semakin kuat dapat mendorong investor untuk kembali melirik saham-saham dengan fundamental yang solid. Terutama saham-saham yang memiliki katalis jangka pendek seperti pembagian dividen, restrukturisasi perusahaan, atau diversifikasi bisnis. Beberapa saham yang direkomendasikan Hendra saat ini antara lain:

  • Bank Negara Indonesia (BBNI): BBNI dinilai menarik karena prospek pertumbuhan kredit yang positif, perbaikan kualitas aset, dan kebijakan dividen tunai yang atraktif. Dengan harga saham saat ini, yield dividen BBNI mencapai sekitar 9,2 persen. Target harga potensial saham BBNI adalah 4.460, namun investor perlu mewaspadai potensi tekanan teknikal setelah ex-date dividen.
  • Surya Citra Media (SCMA): SCMA menjadi pilihan menarik seiring dengan pulihnya belanja iklan dan optimalisasi platform digital Vidio. Target harga 220 dinilai realistis dalam jangka menengah.
  • Indika Energy (INDY): INDY menonjol karena transformasi bisnis yang tengah dilakukan. Perusahaan ini secara bertahap mengurangi ketergantungan pada batu bara dan fokus pada pengembangan energi baru terbarukan, kendaraan listrik, serta logistik hijau. Target harga 1.155 mencerminkan ekspektasi terhadap kinerja INDY dalam masa transisi energi.

Momentum Dividen dan Strategi Investasi yang Hati-hati

Musim pembagian dividen yang akan segera dimulai menjadi katalis tambahan bagi IHSG. Sejumlah emiten, terutama dari sektor perbankan dan konsumer, diperkirakan akan membagikan dividen dalam jumlah yang signifikan. Namun, Hendra mengingatkan investor untuk tetap waspada terhadap efek ex-date dan potensi aksi ambil untung (profit taking).

Oleh karena itu, Hendra menyarankan agar investor lebih selektif dalam memilih saham. Fokuslah pada emiten yang tidak hanya menawarkan dividen tinggi, tetapi juga memiliki potensi pertumbuhan laba yang berkelanjutan.

Pentingnya Manajemen Risiko

Secara teknikal, IHSG telah membuka peluang untuk penguatan lanjutan. Namun, dengan aliran dana asing yang masih fluktuatif dan tensi geopolitik yang belum mereda, pendekatan investasi yang hati-hati tetap diperlukan.

"Investor perlu disiplin dalam memilih saham, memanfaatkan momentum dividen secara selektif, dan menerapkan manajemen risiko yang ketat sebagai kunci utama dalam menghadapi dinamika pasar di masa depan," pungkas Hendra.