Agrowisata di Bangka Tengah: Inovasi Pertanian Berkelanjutan dengan Durian dan Alpukat Unggulan
Bangka Tengah, Bangka Belitung - Sebuah kawasan agrowisata terpadu di Desa Baskara Bakti menawarkan konsep integrasi antara edukasi lingkungan dan pengembangan potensi lokal. Lokasi seluas 25 kilometer dari Pangkalpinang ini menghadirkan model pertanian berkelanjutan dengan fokus pada budidaya tanaman unggulan dan peternakan mandiri.
Dibangun secara bertahap sejak 2025, Kebun Perubahan dirancang sebagai pusat pembelajaran masyarakat dalam mengoptimalkan lahan marginal. Pendiri inisiatif ini, Bahar Buasan, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan menciptakan kemandirian pangan melalui:
- Pembibitan massal durian varietas premium (Musang King, Namlung, Black Thorn, Super Tembaga)
- Pengembangan alpukat dan tanaman multipangsa seperti lengkeng dan kedondong
- Sistem integrasi ternak sapi-ayam-bebek dengan siklus pakan mandiri
- Kolam retensi air multifungsi untuk irigasi dan budidaya ikan
Infrastruktur kebun didukung oleh:
- Telaga buatan seluas 1,5 hektar dengan sistem pengelolaan air berkelanjutan
- Pusat pembibitan tanaman berkapasitas 50.000 polybag per tahun
- Jalur edukasi pertanian organik dengan teknologi sederhana
- Area demplot pengolahan pupuk kompos dari limbah ternak
Bahar menekankan pentingnya adaptasi teknologi tepat guna: "Masyarakat bisa memulai dengan lahan terbatas. Sistem tumpang sari tanaman pangan dan perkebunan bisa menjadi solusi inflasi pangan."
Untuk komoditas unggulan, durian Super Tembaga menjadi primadona dengan produktivitas mencapai 1 ton per pohon. Varietas ini dikembangkan melalui teknik okulasi khusus yang meningkatkan ketahanan terhadap hama. Sementara alpukat mentega yang dibudidayakan di lokasi tersebut mampu berbuah sepanjang tahun dengan sistem pemangkasan terkontrol.
Fasilitas ini juga menyediakan:
- Pelatihan pengelolaan pH tanah untuk tanaman asam
- Workshop pembuatan pakan ternak fermentasi
- Demonstrasi teknologi hidroponik sederhana
Pengunjung bisa menyaksikan langsung proses pembenihan ikan nila dan lele di telaga yang airnya berasal dari sistem tadah hujan. "Kami ingin menunjukkan bahwa konsep zero waste bisa diterapkan mulai dari skala rumah tangga," tambah Bahar.
Salah satu inovasi yang sedang dikembangkan adalah integrasi antara kebun buah dengan peternakan sapi. Kotoran hewan dimanfaatkan sebagai pupuk organik, sementara limbah pertanian diolah menjadi pakan ternak. Model ini telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan hingga 40% dalam dua tahun terakhir.