Tesla Batalkan Pemesanan Model S dan X di China Akibat Kenaikan Tarif Impor
Jakarta - Eskalasi ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China telah memicu dampak nyata pada industri otomotif global. Tesla, produsen mobil listrik terkemuka asal AS, terpaksa menghentikan penerimaan pesanan untuk Model S dan Model X di pasar China menyusul keputusan Beijing menaikkan tarif impor kendaraan AS menjadi 125%.
Kebijakan China tersebut merupakan respons atas langkah AS yang sebelumnya menetapkan tarif impor sebesar 145% untuk produk-produk China. Lonjakan biaya ini membuat harga kendaraan Tesla di China menjadi tidak kompetitif dibandingkan dengan produk lokal. "Kenaikan tarif yang signifikan ini membuat harga jual kami menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan pesaing domestik," jelas pernyataan resmi Tesla.
- Perubahan Kebijakan: Situs resmi Tesla China telah menghapus opsi pemesanan untuk kedua model tersebut sejak 11 April 2025
- Dampak Pasar: China menyumbang 36,7% dari total penjualan global Tesla pada 2024 dengan 657.000 unit terjual
- Strategi Produksi: Model S dan X tetap diproduksi di pabrik Fremont, California, sementara Model 3 dan Model Y diproduksi di Shanghai untuk pasar domestik dan ekspor
Meskipun volume penjualan Model S dan X di China relatif kecil (1.553 unit Model X dan 311 unit Model S pada 2024), langkah ini menunjukkan sensitivitas pasar otomotif terhadap kebijakan perdagangan global. Tesla sebelumnya mencatat pertumbuhan penjualan tahunan sebesar 8,8% di China, menjadikannya pasar kedua terbesar setelah AS.