Koperasi Desa Merah Putih Diharapkan Hapus Dominasi Tengkulak dalam Rantai Pasok Pertanian

Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Pangan menegaskan bahwa kehadiran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih diharapkan mampu menghilangkan peran tengkulak dalam rantai pasok produk pertanian. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa dengan beroperasinya Kopdes Merah Putih, tidak akan ada lagi ruang bagi praktik tengkulak atau rentenir yang selama ini membebani petani.

"Dengan sistem yang dibangun melalui Kopdes Merah Putih, seluruh hasil pertanian akan dikelola secara langsung oleh koperasi, mulai dari distribusi pupuk hingga penanganan gabah. Ini akan memutus mata rantai tengkulak yang selama ini mengambil keuntungan besar dari petani," tegas Zulhas usai rapat evaluasi pembentukan Kopdes Merah Putih di Jakarta.

Berikut beberapa peran strategis Kopdes Merah Putih yang dijelaskan oleh pemerintah: - Pengelolaan rantai pasok: Kopdes akan bertanggung jawab atas distribusi sembako dan logistik hingga ke tingkat desa. - Stabilisasi harga: Keberadaan Kopdes diharapkan dapat menjadi agregator produk pertanian sekaligus menekan inflasi. - Pendanaan alternatif: Unit Simpan Pinjam dalam Kopdes akan menyediakan akses pendanaan yang lebih sehat bagi masyarakat desa, menggantikan pinjaman online dan rentenir.

Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menambahkan bahwa Kopdes Merah Putih tidak akan bersaing dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), melainkan melengkapi ekosistem ekonomi desa. "Ini adalah upaya sistematis untuk memberdayakan desa sekaligus melindungi masyarakat dari jeratan utang tidak sehat," ujarnya.

Pemerintah telah meningkatkan target pembentukan Kopdes Merah Putih dari 70.000 menjadi 80.000 unit, sebagai bagian dari strategi penguatan ketahanan pangan nasional. Langkah ini diambil setelah rapat terbatas yang dipimpin Presiden pada awal Maret 2025.