Indonesia Pelajari Strategi China dalam Menekan Emisi dan Meningkatkan Kualitas Udara
Beijing – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, melakukan pertemuan strategis dengan Wakil Menteri Lingkungan dan Ekologi China, Guo Fang, guna membahas langkah-langkah konkret China dalam mengurangi polusi udara. Pertemuan ini digelar di Kementerian Lingkungan dan Ekologi China pada Senin (14/4/2025), dengan fokus pada pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara kedua negara.
Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa China telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam meningkatkan kualitas udara selama dekade terakhir. "China berhasil meningkatkan hari dengan kualitas udara baik dari hanya 13 hari menjadi 300 hari dalam kurun waktu 10 tahun," jelasnya. Pencapaian ini tidak lepas dari berbagai kebijakan progresif yang diimplementasikan oleh pemerintah China, termasuk transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.
Berikut beberapa strategi utama yang diterapkan China: - Pengurangan Ketergantungan pada Batubara: Penggunaan pembangkit listrik tenaga batubara turun dari 67% menjadi 53% dalam satu dekade. - Pengembangan Energi Terbarukan: Fokus pada energi surya, angin, dan hidro untuk menyeimbangkan pemanfaatan energi fosil. - Regulasi dan Legislasi: Penerapan aturan ketat untuk mendukung transisi energi dan pengelolaan lingkungan.
Eddy menekankan pentingnya Indonesia mempelajari keberhasilan China, terutama dalam hal pembiayaan, implementasi kebijakan, dan kerangka hukum. "Kami akan menyampaikan hasil diskusi ini kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk ditindaklanjuti," ujarnya. Selain itu, kedua negara juga membahas potensi kolaborasi melalui inisiatif seperti Belt and Road Green Cooperation, yang dapat menjadi wadah bagi Indonesia untuk mengadopsi praktik terbaik dari China.
Di sisi lain, Eddy menyoroti peluang carbon trading sebagai salah satu sektor ekonomi potensial yang dapat dikembangkan bersama. "Kami berharap dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman untuk menyempurnakan regulasi terkait industri karbon," tambahnya. Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Indonesia untuk menerapkan solusi serupa guna mengatasi tantangan polusi udara di dalam negeri.