Eksperimen Transplantasi Ginjal Babi pada Manusia: Kisah 130 Hari yang Penuh Tantangan
New York – Sebuah terobosan medis dalam bidang xenotransplantasi kembali mencatat sejarah ketika seorang pasien wanita asal Alabama, Amerika Serikat, berhasil bertahan selama 130 hari dengan ginjal babi yang ditransplantasikan ke dalam tubuhnya. Namun, eksperimen ini akhirnya harus diakhiri setelah tim medis memutuskan untuk mengangkat organ tersebut akibat reaksi penolakan yang mulai terjadi.
Towana Looney, pasien yang terlibat dalam penelitian ini, menjalani prosedur pengangkatan ginjal babi pada 4 April di NYU Langone Health. Meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, Looney menyatakan rasa terima kasihnya kepada para dokter yang telah memberinya kesempatan untuk berkontribusi dalam kemajuan ilmu pengetahuan. "Saya yakin pengalaman ini akan membuka jalan bagi banyak pasien lain yang berjuang melawan penyakit ginjal," ujarnya.
Tantangan dalam Xenotransplantasi
- Rekor Bertahan Hidup: Looney menjadi salah satu dari lima pasien di AS yang pernah menerima transplantasi organ babi yang dimodifikasi secara genetik. Sebelumnya, empat pasien lain hanya bertahan maksimal dua bulan.
- Mekanisme Penolakan: Dr. Robert Montgomery, ahli bedah yang menangani kasus ini, mengungkapkan bahwa penyebab penolakan masih dalam investigasi. Namun, tim memilih untuk mengambil langkah aman dengan mengangkat ginjal babi daripada mempertahankannya dengan obat imunosupresan dosis tinggi.
- Faktor Pemicu: Beberapa kondisi diduga memicu reaksi penolakan, termasuk infeksi yang dialami Looney sebelum transplantasi dan penurunan dosis obat penekan kekebalan tubuh.
Prospek Masa Depan
Meskipun eksperimen ini tidak berhasil mempertahankan ginjal babi dalam jangka panjang, para ahli melihatnya sebagai langkah penting dalam memahami kompleksitas xenotransplantasi. Tantangan utama tetap terletak pada bagaimana menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh pasien agar tidak menolak organ baru sekaligus tetap mampu melawan infeksi.
"Kami belajar banyak dari kasus ini, dan ini akan menjadi fondasi untuk penelitian selanjutnya," tegas Montgomery. Looney sendiri kini kembali menjalani dialisis rutin, tetapi ia mengaku merasa lebih baik setelah terbebas dari prosedur cuci darah selama lebih dari empat bulan.