Bandara Tersibuk di Dunia 2024: Pertumbuhan Signifikan dan Dominasi Kawasan
Laporan Terkini ACI World Ungkap Tren Lalu Lintas Bandara Global
Airports Council International (ACI) World baru saja merilis data terbaru mengenai bandara tersibuk di dunia tahun 2024. Hasilnya menunjukkan pemulihan yang signifikan dalam industri penerbangan global, dengan total penumpang mencapai hampir 9,5 miliar. Angka ini tidak hanya melampaui performa tahun 2023, tetapi juga melebihi level sebelum pandemi.
Menurut Justin Erbacci, Direktur Jenderal ACI World, bandara-bandara tersibuk ini berperan sebagai tulang punggung konektivitas global. "Mereka menjadi simpul vital bagi perdagangan, bisnis, dan interaksi budaya di tengah tantangan ekonomi dunia," ujarnya. Data menunjukkan bahwa 10 bandara teratas ini menangani 855 juta penumpang, mewakili 9% dari total lalu lintas udara global.
Daftar Bandara dengan Volume Penumpang Tertinggi 2024:
- Hartsfield-Jackson Atlanta International Airport (ATL): Mempertahankan posisi puncak dengan 108,1 juta penumpang, tumbuh 3,3% dari tahun sebelumnya.
- Dubai International Airport (DXB): Di peringkat kedua dengan 92,3 juta penumpang, menunjukkan pertumbuhan 6,1%.
- Dallas/Fort Worth International Airport (DFW): Menempati posisi ketiga dengan 87,8 juta penumpang, meningkat 7,4%.
Bandara-bandara di Asia juga menunjukkan performa yang mengesankan:
- Tokyo Haneda (HND): 85,9 juta penumpang (+9,1%)
- New Delhi (DEL): 77,8 juta penumpang (+7,8%)
- Shanghai Pudong (PVG): Lonjakan dramatis 41% menjadi 76,8 juta penumpang
Di Eropa, London Heathrow (LHR) memimpin dengan 83,9 juta penumpang, diikuti oleh Istanbul Airport (IST) yang melayani 80,1 juta penumpang. Sementara itu, Denver International Airport (DEN) dan Chicago O'Hare (ORD) mewakili Amerika Serikat dengan masing-masing 82,4 juta dan 80 juta penumpang.
Laporan ini juga menggarisbawahi pemulihan yang tidak merata di berbagai kawasan, dengan bandara-bandara Asia menunjukkan pertumbuhan paling pesat. Shanghai Pudong misalnya, mencatat kenaikan luar biasa sebesar 41% setelah pembatasan perjalanan dicabut sepenuhnya.