Gugatan FTC Ancam Dominasi Meta di Pasar Media Sosial

Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC) kembali mengangkat isu akuisisi Instagram dan WhatsApp oleh Meta (dulu Facebook) lebih dari sepuluh tahun silam. Regulator tersebut menuding akuisisi tersebut sebagai upaya sistematis untuk menghilangkan pesaing potensial yang bisa mengganggu dominasi Facebook di jagat media sosial. Persidangan antara FTC melawan Meta kini memasuki babak baru yang berpotensi mengubah lanskap industri teknologi.

Dalam dokumen gugatan, FTC merujuk pada sejumlah surel internal yang menunjukkan kekhawatiran Mark Zuckerberg terhadap pertumbuhan Instagram dan WhatsApp. Salah satu surel mengungkap strategi Zuckerberg untuk mengakuisisi Instagram guna menetralisir ancaman kompetitif. WhatsApp juga disebutkan sebagai platform yang berpotensi berkembang menjadi jaringan sosial mandiri. Gugatan ini dinilai sebagai ujian eksistensial bagi Meta, mengingat kontribusi signifikan Instagram terhadap pendapatan perusahaan.

Meta membantah tuduhan tersebut dengan argumen bahwa akuisisi justru telah membawa manfaat besar bagi pengguna. Perusahaan menekankan bahwa lanskap kompetitif saat ini jauh berbeda dengan satu dekade lalu, dengan kehadiran pemain kuat seperti TikTok, YouTube, dan layanan pesan Apple. Meta bahkan mengajukan data lonjakan trafik di Instagram dan Facebook selama pemblokiran sementara TikTok di AS sebagai bukti dinamika persaingan yang sehat.

Beberapa poin krusial dalam kasus ini: - FTC harus membuktikan bahwa pemisahan Instagram dan WhatsApp akan mengembalikan iklim kompetisi yang sehat - Instagram diperkirakan menyumbang sekitar 50% dari total pendapatan iklan Meta di AS - WhatsApp meski memiliki basis pengguna masif, masih memberikan kontribusi minimal terhadap pendapatan - Persidangan diprediksi akan berlangsung hingga pertengahan tahun ini

Analis memprediksi dampak terberat akan dirasakan jika Meta kehilangan Instagram, yang menurut proyeksi Emarketer diperkirakan menghasilkan USD 37,13 miliar pada tahun ini. Platform foto-sharing ini juga dikenal memiliki nilai pendapatan per pengguna yang lebih tinggi dibanding platform sosial lainnya. Sementara WhatsApp, meski belum menjadi mesin pendapatan signifikan, dipandang memiliki potensi besar dengan strategi monetisasi yang tepat di masa depan.