Analisis BI: Faktor-Faktor Pengaruh Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
Analisis BI: Faktor-Faktor Pengaruh Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
Bank Indonesia (BI) memaparkan kinerja nilai tukar rupiah sepanjang bulan terakhir yang menunjukkan performa lebih baik dibandingkan mata uang negara-negara tetangga. Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono, menegaskan fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat, meskipun fluktuasi nilai tukar rupiah tetap terjadi. Kondisi ini, menurut Triwahyono, dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan domestik yang saling berinteraksi.
Salah satu faktor eksternal yang signifikan adalah kebijakan ekonomi pemerintahan Donald Trump. Triwahyono menggunakan analogi rollercoaster untuk menggambarkan dampak kebijakan-kebijakan tersebut terhadap perekonomian Indonesia. Ketidakpastian terkait tarif impor yang diberlakukan terhadap Kanada, Meksiko, dan China, yang awalnya dijadwalkan Maret, menciptakan volatilitas di pasar keuangan global dan berdampak pada nilai tukar rupiah. Menurutnya, situasi ini kemungkinan akan terus berlanjut selama beberapa tahun mendatang, mengingat dinamika kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang cenderung fluktuatif.
Dari sisi domestik, Triwahyono menunjuk pada rilis Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang menurunkan peringkat pasar saham Indonesia dari netral menjadi underweighted. Keputusan ini memicu aksi jual oleh investor asing yang membutuhkan dolar AS, sehingga meningkatkan tekanan terhadap rupiah. Namun, situasi ini berbalik arah setelah rilis asesmen terbaru dari JP Morgan yang menunjukkan peningkatan kepemilikan saham di beberapa bank besar Indonesia. Hal ini memicu rebound di pasar modal dan berdampak positif pada penguatan nilai tukar rupiah. Triwahyono menekankan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah sangat dipengaruhi oleh sentimen investor asing di pasar saham Indonesia.
BI sendiri, menurut Triwahyono, hanya melakukan intervensi di pasar valuta asing pada saat-saat yang dianggap krusial dan diperlukan. Lembaga tersebut berkomitmen untuk terus memonitor pergerakan nilai tukar rupiah dan akan melakukan intervensi jika dianggap perlu untuk menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Pendekatan yang diterapkan BI adalah pendekatan yang terukur dan selektif, berfokus pada menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, bukan pada penentuan angka nilai tukar tertentu.
Berikut rangkuman faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas nilai tukar rupiah:
- Faktor Eksternal:
- Kebijakan ekonomi pemerintahan Donald Trump (ketidakpastian tarif impor).
- Fluktuasi pasar keuangan global.
- Faktor Domestik:
- Peringkat MSCI terhadap pasar saham Indonesia.
- Sentimen investor asing di pasar saham Indonesia.
- Pergerakan kepemilikan saham di bank-bank besar Indonesia.
BI menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui pemantauan yang ketat dan intervensi yang terukur dan tepat sasaran. Ke depan, perlu diwaspadai dampak dari kebijakan ekonomi global dan sentimen pasar yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Penting bagi Indonesia untuk terus memperkuat fundamental ekonomi domestik agar mampu menghadapi tantangan eksternal yang ada.