Kisah Pilu Ibu yang Kehilangan Anaknya dalam Kasus Perdagangan Manusia di Kamboja

Banyuwangi – Seorang ibu bernama Sulastri masih terus berharap meski kabar duka telah menyelimuti keluarganya. Putra tunggalnya, Rizal Sampurna, diduga menjadi korban perdagangan manusia (TPPO) di Kamboja. Dalam kesunyian rumahnya yang sederhana, Sulastri memeluk erat foto Rizal, mengenang setiap momen indah yang pernah mereka lewati bersama.

Rizal, yang lahir pada 5 Mei 1995, tumbuh sebagai anak yang pendiam namun pekerja keras. Ia kerap merantau ke berbagai kota seperti Lampung, Batam, Manado, dan terakhir Bali, demi membantu perekonomian keluarga. "Dia selalu pergi diam-diam, baru memberi kabar setelah sampai di tempat kerja," ujar Sulastri, yang berprofesi sebagai penjual nasi bungkus.

  • Merantau ke Kamboja: Rizal terakhir kali memberi kabar pada Oktober 2024 saat bekerja di Bali. Namun, pada Januari 2025, ia mengabarkan bahwa dirinya sudah berada di Kamboja.
  • Komunikasi Terakhir: Pada 16 Maret 2025, Rizal meminta didoakan untuk keselamatannya. Sehari kemudian, keluarganya menerima kabar bahwa ia telah meninggal dunia.
  • Harapan yang Tertinggal: Sulastri masih berharap ada keajaiban, bahwa Rizal masih hidup. Hingga kini, ia belum menerima bukti konkret tentang kematian anaknya, baik berupa foto maupun jasad.

"Saya mohon bantuan agar anak saya segera ditemukan," kata Sulastri dengan suara lirih, mencoba menahan tangis. Kisahnya menjadi potret pilu dari dampak kejam perdagangan manusia yang merenggut kebahagiaan keluarga sederhana.