Pedagang Pasar Playen Korban Uang Palsu, Pilih Musnahkan demi Hindari Dosa
Gunungkidul, DI Yogyakarta – Fenomena peredaran uang palsu di Pasar Playen, Gunungkidul, menyita perhatian setelah sejumlah pedagang menjadi korban. Salah satunya adalah Sakiyem (75), pedagang bumbu dapur yang tanpa sengaja menerima dua lembar uang pecahan Rp50.000 palsu. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk membeli cabai sebagai persediaan dagangannya.
"Saya baru tahu uang itu palsu saat hendak membeli cabai. Penghasilan saya tidak besar, jadi kerugian ini cukup terasa," ujar Sakiyem. Alih-alih mengedarkan kembali uang tersebut, ia memilih untuk memusnahkannya. "Saya takut berdosa jika uang ini dipakai lagi dan merugikan orang lain," tambahnya.
Kasus serupa dialami oleh Sri (65), pedagang ayam potong yang juga koordinator tabungan kelompok pedagang. Ia menerima uang palsu dari sesama pedagang yang menitipkan tabungan. Saat menyetor uang ke bank, petugas memberitahunya bahwa dua lembar pecahan Rp50.000 tersebut palsu.
Berikut ciri-ciri uang palsu yang ditemukan di Pasar Playen: - Tekstur lebih halus dibanding uang asli - Warna pudar seperti luntur - Tanda pengaman tidak jelas
Rofiatul Masruroh, petugas BMT Dana Insani yang rutin menangani transaksi di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa uang palsu itu sulit dikenali oleh orang awam. "Warnanya sangat mirip dengan uang asli, tetapi teksturnya berbeda saat diraba," jelasnya. Ia menyarankan pedagang untuk lebih waspada dan memeriksa uang secara teliti sebelum menerima pembayaran.