Wakil Menteri BKKBN Serukan Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Seksual

Jakarta – Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (BKKBN), Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, menyatakan keprihatinan mendalam atas maraknya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan di berbagai sektor. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Anugerah Puspa Bangsa 2025 yang digelar di Jakarta Barat. Ia menegaskan bahwa kekerasan seksual merupakan pelanggaran berat yang tidak boleh diabaikan.

Menurut Isyana, keluarga memegang peranan krusial dalam mengidentifikasi tanda-tanda kekerasan seksual. Perubahan perilaku korban, seperti menarik diri dari lingkungan sosial atau gangguan emosional, dapat menjadi indikator awal. "Keluarga harus peka dan berani melaporkan kasus-kasus semacam ini. Kami akan terus mengintensifkan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran," tegasnya.

Beberapa kasus kekerasan seksual yang baru-baru ini mencuat antara lain:

  • Kasus RSHS Bandung: Seorang dokter residen di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) diduga melakukan pemerkosaan terhadap keluarga pasien.
  • Lingkungan Pendidikan: Seorang guru besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) terlibat kasus kekerasan seksual dan telah diberhentikan dari jabatannya.
  • Kasus di Garut: Seorang dokter kandungan diduga melakukan pelecehan saat pemeriksaan USG terhadap pasien hamil.

Isyana menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan. Ia juga mendorong korban atau saksi untuk segera melapor ke pihak berwajib guna meminimalisir dampak psikologis dan hukum yang lebih luas.