Kenaikan Harga Emas Global Dipicu Ketegangan Kebijakan Trump dan Pelemahan Dolar AS

Pasar emas global kembali mencatatkan kenaikan signifikan seiring meningkatnya ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan Amerika Serikat dan melemahnya nilai tukar dolar AS. Pada penutupan sesi perdagangan Selasa (15/4/2025), harga logam mulia di pasar spot menunjukkan penguatan sebesar 0,6% menjadi US$3.230,18 per troy ons, melanjutkan tren bullish yang telah berlangsung sepanjang tahun ini.

Faktor utama penggerak pasar emas saat ini meliputi:

  • Kebijakan tarif impor semikonduktor yang akan diumumkan administrasi Trump dalam waktu dekat
  • Pelemahan indeks dolar AS yang mencapai level terendah tiga tahun
  • Ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Fed sebesar 100 basis poin pada tahun 2025

Analis pasar mencatat bahwa permintaan terhadap aset safe haven tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global. "Pasar emas masih menunjukkan momentum positif dengan dukungan faktor fundamental yang solid," ungkap Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals.

Dari sisi moneter, spekulasi mengenai kebijakan The Fed terus mempengaruhi sentimen pasar. Investor kini menanti pidato Ketua Fed Jerome Powell untuk mencari petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat. Kebijakan moneter yang longgar cenderung mendorong kenaikan harga emas, karena imbal hasil instrumen investasi tradisional seperti obligasi menjadi kurang menarik.

Tahun 2025 sendiri telah menjadi periode bullish bagi pasar emas dengan kenaikan kumulatif mencapai 23%. Beberapa faktor pendukung utama kenaikan ini antara lain:

  • Erosi kepercayaan terhadap dolar AS sebagai aset safe haven
  • Ketegangan geopolitik yang belum terselesaikan
  • Prospek pertumbuhan ekonomi global yang masih suram

Bank Commerzbank dalam analisis terbarunya menyatakan bahwa kombinasi antara pelemahan dolar dan kebijakan moneter akomodatif kemungkinan akan terus memberikan dukungan bagi harga emas dalam jangka menengah.