Fenomena Siswa SMP di Buleleng Belum Lancar Baca, Diduga Terjadi di Seluruh Bali

Buleleng – Gubernur Bali, Wayan Koster, menyoroti temuan mengejutkan terkait ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng yang belum menguasai kemampuan membaca secara memadai. Koster menduga kondisi serupa mungkin terjadi di wilayah lain di Bali, meskipun masih diperlukan verifikasi lebih lanjut.

"Ini perlu ditelusuri di kabupaten-kabupaten lain. Bisa jadi ini bukan hanya persoalan di Buleleng," ujar Koster dalam keterangannya di Gedung Kesenian Gde Manik, Singaraja, Rabu (16/4/2025). Ia menekankan pentingnya pemantauan sistem pendidikan dasar, terutama dalam hal kemampuan baca-tulis-hitung (calistung), yang seharusnya sudah dikuasai siswa sejak jenjang Sekolah Dasar (SD).

Menurut data Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Buleleng, terdapat 363 siswa SMP yang teridentifikasi mengalami kesulitan membaca, dengan rincian: - 155 siswa masuk kategori Tidak Bisa Membaca (TBM) - 208 siswa tergolong Tidak Lancar Membaca (TLM)

Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, menyatakan pihaknya akan melakukan pendataan ulang untuk memverifikasi penyebab masalah ini, termasuk kemungkinan adanya gangguan belajar seperti disleksia. "Kami sedang menyiapkan skema penanganan, termasuk opsi pendidikan kesetaraan atau pembelajaran jarak jauh bagi siswa yang membutuhkan," jelas Sutjidra.

Langkah ini diambil setelah rapat bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Buleleng mengungkap 443 siswa SMP diduga mengalami hambatan belajar. Pemerintah setempat berkomitmen untuk menelusuri faktor-faktor penyebab, mulai dari keterbatasan kognitif hingga motivasi belajar.