Harga Kelapa Bulat Bertahan Tinggi Akibat Menipisnya Pasokan dari Lampung

Harga kelapa bulat di pasar tradisional masih berada di kisaran Rp 20.000 per butir, jauh di atas harga normal yang biasanya berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 12.000. Meskipun sempat mencapai puncaknya sebesar Rp 35.000 per butir menjelang Lebaran 2025, harga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan yang signifikan.

Menurut pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta, pasokan kelapa bulat dari Lampung—sumber utama untuk wilayah Jakarta—semakin menipis. "Stok dari Lampung berkurang drastis, dan ini memengaruhi harga di pasar," ungkap seorang pedagang yang telah berjualan selama lebih dari 20 tahun. Ia menambahkan, penjualan kini tidak semudah ketika harga masih stabil di level Rp 10.000 per butir.

Faktor lain yang turut memicu kenaikan harga adalah meningkatnya permintaan dari sektor ekspor dan industri dalam negeri. Menteri Perdagangan menyatakan bahwa lonjakan permintaan ini telah menciptakan ketidakseimbangan pasokan. "Kami sedang berupaya mempertemukan para pemangku kepentingan untuk mencari solusi jangka panjang," jelasnya.

Berikut adalah rincian ekspor kelapa bulat pada awal 2025: - China: 68.065 ton - Vietnam: 2.180 ton - Thailand: 550 ton - Malaysia: 280 ton

Dengan total ekspor mencapai 71.077 ton dalam dua bulan pertama tahun 2025, tekanan pada pasokan domestik semakin terasa. Situasi ini diperkirakan akan berlanjut hingga ada intervensi kebijakan atau peningkatan produksi dari petani lokal.