Penyelidikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dokter Gadungan di Garut Terhambat Identifikasi Korban
Polres Garut mengalami kendala dalam mengidentifikasi perempuan yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang pria yang mengaku sebagai dokter kandungan. Insiden ini terekam oleh kamera CCTV di sebuah klinik di Garut dan kemudian menjadi viral di media sosial. Meskipun penyelidikan intensif telah dilakukan, identitas korban masih belum dapat dipastikan.
AKBP Mochamad Fajar Gumilang, Kapolres Garut, menjelaskan bahwa upaya face recognition dengan peralatan yang dimiliki polisi mengalami kesulitan karena kualitas rekaman CCTV yang kurang jelas. Selain itu, data pasien yang berkunjung pada hari kejadian tidak mencantumkan nama korban. Diduga pelaku menggunakan modus operandi baru dengan mengundang korban secara pribadi melalui aplikasi WhatsApp, menawarkan pemeriksaan USG gratis untuk menghindari proses pendaftaran resmi yang berbayar. Hal ini menyebabkan data korban tidak tercatat dalam buku kunjungan pasien.
"Kita mencari korban viral yang ada di rekaman tersebut, kita cari data di buku kunjungan pasien, tetapi tidak ada. Face recognition juga kita usahakan, namun sampai saat ini kita masih mencari. Kami mengimbau kepada yang bersangkutan agar segera melapor, kami menjamin kerahasiaan dan perlindungan korban," ungkap Fajar.
Modus operandi pelaku yang menghindari pendaftaran resmi menyulitkan polisi untuk melacak identitas korban. Fajar menambahkan, viralnya rekaman CCTV di media sosial justru membantu kepolisian dalam menindaklanjuti kasus ini secara hukum. Pihak kepolisian mengimbau kepada korban atau siapa pun yang memiliki informasi terkait kejadian ini untuk segera melapor. Polres Garut menjamin kerahasiaan dan keamanan pelapor serta korban.
Polisi terus berupaya mencari petunjuk lain untuk mengungkap identitas korban dan mengusut tuntas kasus dugaan pelecehan seksual ini. Kerjasama dari masyarakat sangat diharapkan untuk mempercepat proses penyelidikan dan memberikan keadilan bagi korban.