Gunung Semeru Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1.300 Meter
Gunung Semeru, yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi yang terjadi pada Rabu (16/4/2025). Erupsi ini tercatat oleh Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru pada pukul 16.08 WIB.
Kolom abu tebal berwarna putih keabu-abuan terlihat membubung tinggi hingga mencapai 1.300 meter di atas puncak kawah Jonggring Saloko. Peristiwa ini terekam oleh seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 142 detik. Liswanto, petugas PPGA Semeru, menyampaikan dalam keterangan tertulisnya bahwa erupsi Gunung Semeru terjadi pada pukul 16.08 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 1.300 meter di atas puncak.
PPGA Semeru di Gunung Sawur mencatat total 13 kali letusan sejak pukul 00.00 hingga 19.00 WIB. Dari jumlah tersebut, empat letusan dapat diamati secara visual, sementara sisanya tertutup kabut. Letusan pertama yang teramati terjadi pada pukul 01.55 WIB, menghasilkan kolom abu tebal setinggi 500 meter yang mengarah ke barat daya. Erupsi-erupsi selanjutnya terjadi pada:
- Pukul 05.11 WIB: Kolom abu tebal setinggi 500 meter mengarah ke barat daya.
- Pukul 06.57 WIB: Semburan abu vulkanik tebal setinggi 700 meter mengarah ke barat daya.
- Pukul 07.28 WIB: Kolom abu setinggi 1.000 meter mengarah ke utara dan timur laut.
Letusan yang tidak teramati secara visual terjadi pada pukul 00.54, 11.12, 12.18, 12.32, 12.46, 13.58, 14.23, dan 14.31 WIB.
Sehari sebelumnya, pada Selasa (15/4/2025), PPGA Semeru mencatat 54 kali erupsi. Namun, banyak di antaranya tidak dapat diamati karena tertutup kabut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, menginformasikan bahwa status aktivitas Gunung Semeru saat ini berada pada Level II atau Waspada. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius 8 kilometer dari puncak. Selain itu, aktivitas juga dilarang dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama karena curah hujan yang tinggi di sekitar gunung dapat memicu banjir lahar.