Indonesia Jalin Kemitraan Strategis dengan Yordania untuk Pengembangan Gandum Nasional

Indonesia mempererat hubungan bilateral dengan Yordania melalui kerja sama strategis di sektor pertanian, khususnya dalam pengembangan produksi gandum dalam negeri. Inisiatif ini diumumkan setelah Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mendampingi kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Yordania.

Kerja sama ini akan difokuskan pada transfer teknologi pertanian modern, pertukaran informasi terkini, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) melalui program pelatihan dengan tenaga ahli dari Yordania. Mentan Amran menekankan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor gandum.

"Kunjungan Bapak Presiden ke Yordania membuka peluang besar bagi kita untuk memperkuat kerja sama bilateral, terutama di bidang pertanian," ujar Mentan Amran dalam konferensi pers di Jakarta. "Kami akan fokus pada transfer teknologi dan keahlian dari Yordania untuk meningkatkan produksi gandum dalam negeri."

Fokus pada Pengelolaan Air dan Teknologi Irigasi

Yordania dikenal memiliki keahlian dalam pengelolaan sumber daya air yang terbatas. Negara ini telah berhasil mengembangkan sistem pertanian yang efisien di wilayah yang kering. Mentan Amran mengungkapkan kekagumannya terhadap sistem irigasi tetes (drip irrigation) yang diterapkan di Yordania, yang memungkinkan pemanfaatan air secara optimal dengan memberikan air dan nutrisi langsung ke akar tanaman.

"Mereka sangat ahli dalam mengelola air yang minim. Dengan model drip irrigation, pertumbuhan tanaman tetap subur. Irigasi ini mengalirkan air, pupuk, dan unsur hara langsung ke tanaman," jelas Mentan Amran.

Uji Coba Penanaman Gandum di Berbagai Daerah

Kementerian Pertanian saat ini sedang melakukan serangkaian uji coba penanaman gandum di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi lahan yang paling cocok untuk pengembangan produksi gandum skala besar.

"Kami sudah melakukan uji coba di Jawa Tengah, NTT, dan NTB. Para ahli kami telah turun ke lapangan. Kami akan terus mencari lahan yang cocok dan segera menindaklanjutinya," kata Mentan Amran.

Data Impor Jagung Sebagai Pembanding

Sebagai informasi tambahan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia masih mengimpor jagung dalam jumlah signifikan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Pada periode Januari-September 2024, total impor jagung mencapai 967,9 ribu ton dengan nilai US$ 247,9 juta. Data ini menunjukkan bahwa diversifikasi sumber pangan dan peningkatan produksi dalam negeri sangat penting untuk mengurangi ketergantungan impor.

Kerja sama dengan Yordania diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya Indonesia untuk mencapai swasembada gandum dan meningkatkan ketahanan pangan nasional. Pemerintah berkomitmen untuk mendukung penuh inisiatif ini melalui berbagai program dan kebijakan yang mendukung pengembangan sektor pertanian.