Aksi Vandalisme di Gunung Merbabu: Pendaki Langgar Batas Situs Sakral Watu Kenteng
Tindakan tidak bertanggung jawab sekelompok pendaki yang terekam menginjak-injak situs Watu Kenteng di puncak Gunung Merbabu telah memicu kecaman luas dari berbagai pihak. Insiden ini dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi di kawasan tersebut.
Bungah, pengurus Base Camp Thekelan yang terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, menyatakan bahwa pihaknya masih berupaya mengidentifikasi para pelaku. "Kami belum mengetahui asal base camp mereka atau identitas lengkap para pendaki tersebut," ujarnya.
Ulin Tri Prasetyo, seorang aktivis lingkungan dari komunitas Nafas Tua Salatiga, dengan tegas mengutuk perbuatan tersebut. Menurutnya, Watu Kenteng adalah situs yang dilindungi dan telah diberi pembatas sebagai tanda larangan untuk dimasuki. "Tindakan menginjak-injak situs tersebut merupakan pelanggaran serius dan menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap warisan budaya," tegasnya.
Ulin menekankan bahwa pendakian gunung seharusnya tidak hanya menjadi aktivitas rekreasi semata, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang menghargai alam, sesama pendaki, serta adat dan tradisi yang berlaku di gunung tersebut. Ia menambahkan, "Setiap gunung memiliki karakteristik unik, termasuk budaya dan kebiasaan yang berbeda dalam pendakian. Hal ini harus dihormati dan dijaga kelestariannya."
Lebih lanjut, Ulin menekankan pentingnya etika dan kesadaran diri bagi setiap pendaki. Seorang pendaki sejati, menurutnya, akan selalu berusaha untuk menjaga kelestarian alam dan menghormati nilai-nilai budaya yang ada. "Bukan malah bertindak sembarangan, melanggar aturan, merusak lingkungan, apalagi hanya demi konten media sosial yang merugikan alam dan kearifan lokal," paparnya.
Insiden ini mencuat setelah sebuah video berdurasi 19 detik yang memperlihatkan aksi para pendaki tersebut viral di media sosial. Video yang diunggah oleh akun X @Jateng* pada Rabu (16/4/2025) pukul 10.06 WIB itu telah ditonton lebih dari 44.900 kali dan dibagikan lebih dari 100 kali. Dalam video tersebut, terlihat jelas sekelompok pendaki berpose dan berswafoto di atas situs Watu Kenteng, tanpa menghiraukan pembatas rantai yang telah dipasang sebagai tanda larangan.
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya edukasi dan kesadaran bagi para pendaki tentang etika lingkungan dan penghormatan terhadap kearifan lokal. Diharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang, dan para pendaki dapat lebih bijak dalam berinteraksi dengan alam dan budaya yang ada di sekitarnya.