Dokter Paliatif di Berlin Didakwa Atas Pembunuhan Belasan Pasien
Kasus Pembunuhan Pasien Mengguncang Dunia Medis Jerman
Seorang dokter paliatif di Berlin, Jerman, menghadapi dakwaan serius atas pembunuhan 15 pasiennya. Kantor kejaksaan Berlin menuduh dokter berusia 40 tahun tersebut melakukan serangkaian pembunuhan yang terjadi antara September 2021 dan Juli 2024. Identitas dokter tersebut belum diungkapkan kepada publik karena adanya undang-undang privasi yang ketat di Jerman. Namun, pihak berwenang meyakini bahwa tindakan tersebut didorong oleh "nafsu" untuk membunuh.
Menurut dokumen pengadilan, dokter tersebut diduga memberikan campuran obat penenang yang mematikan kepada para korban, yang terdiri dari 12 wanita dan tiga pria. Para pasien yang menjadi korban berusia antara 25 dan 94 tahun dan sedang menerima perawatan paliatif pada saat kejadian. Lebih lanjut, jaksa penuntut menuduh dokter tersebut melakukan tindakan yang lebih mengerikan dalam lima kasus, yaitu dengan sengaja membakar apartemen para korban untuk menutupi jejak pembunuhan.
Kasus ini telah memicu kemarahan dan kekhawatiran di seluruh Jerman, serta menimbulkan pertanyaan tentang pengawasan dan etika dalam praktik medis, khususnya dalam perawatan paliatif. Pihak berwenang berjanji untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan. Jaksa penuntut telah menyatakan niat mereka untuk menjatuhkan "larangan profesional seumur hidup" kepada dokter tersebut, yang secara efektif mengakhiri karirnya di bidang medis. Mereka juga menyerukan agar tersangka ditahan untuk mencegah potensi bahaya lebih lanjut.
Putusan Mahkamah Agung Inggris Tentang Definisi Perempuan
Mahkamah Agung Inggris baru-baru ini mengeluarkan putusan penting mengenai definisi perempuan dalam hukum Inggris. Pengadilan memutuskan bahwa hukum Inggris mendefinisikan seorang perempuan sebagai seseorang yang secara biologis terlahir sebagai perempuan. Putusan ini menguatkan banding dari kelompok kampanye tentang apakah perempuan transgender secara hukum adalah perempuan menurut undang-undang kesetaraan.
Putusan ini memiliki implikasi yang luas, terutama terkait dengan perlindungan terhadap diskriminasi berdasarkan jenis kelamin. Penentang putusan tersebut, termasuk Amnesty International, berpendapat bahwa mengecualikan transgender dari perlindungan diskriminasi jenis kelamin bertentangan dengan hak asasi manusia. Mereka menekankan bahwa setiap orang harus memiliki hak untuk diakui dan diperlakukan sesuai dengan identitas gender mereka.
Dugaan Pencurian di Australia Berujung Tragis
Di Coffs Harbour, New South Wales, Australia, polisi menanggapi laporan mengerikan tentang seorang pria yang kehilangan tangan kirinya dalam dugaan serangan oleh dua pria. Insiden itu terjadi di sebuah rumah di Toormina Place. Menurut polisi, salah satu pelaku dikenal oleh korban yang berusia 59 tahun. Korban segera dilarikan ke Rumah Sakit John Hunter di Newcastle dengan kondisi serius namun stabil.
Seorang remaja berusia 18 tahun telah ditangkap dan didakwa dengan berbagai pelanggaran, termasuk pelanggaran berat dan masuk tanpa izin, melakukan tindak pidana berat, menyebabkan luka berat dengan sengaja, pengejaran polisi tanpa henti, dan kepemilikan obat terlarang. Polisi terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif serangan tersebut dan menangkap pelaku lainnya.
Michelle Trachtenberg Meninggal Dunia
Kabar duka datang dari dunia hiburan dengan meninggalnya aktris Michelle Trachtenberg pada usia 39 tahun. Kantor Pemeriksa Medis New York merevisi penyebab kematian Trachtenberg setelah melakukan pemeriksaan ulang hasil tes laboratorium. Awalnya, penyebab kematiannya tidak dapat dipastikan, tetapi setelah pemeriksaan lebih lanjut, disimpulkan bahwa Trachtenberg meninggal karena komplikasi diabetes. Trachtenberg dikenal karena perannya dalam serial televisi populer seperti Gossip Girl dan Buffy the Vampire Slayer.