Tumpukan Sampah Resahkan Warga Ciputat Usai Lebaran: Aroma Busuk Ganggu Aktivitas Pasar dan Lalulintas

Gunungan sampah yang tak kunjung diangkut di Jalan Otista Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, telah menjadi keluhan utama warga dan pedagang sejak perayaan Idul Fitri 2025. Kondisi ini bukan hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi dan kenyamanan masyarakat sekitar.

Para pedagang di sekitar lokasi mengungkapkan bahwa penumpukan sampah ini telah berlangsung selama lebih dari dua minggu. Terakhir kali sampah diangkut adalah pada malam takbiran, sejak saat itu, volume sampah terus meningkat hingga meluber ke jalan dan trotoar.

Dampak Negatif Tumpukan Sampah:

  • Gangguan Aktivitas Pasar: Aroma busuk yang menyengat dari tumpukan sampah telah menyebabkan penurunan omzet pedagang Pasar Cimanggis. Pembeli enggan berlama-lama di pasar karena tidak tahan dengan bau yang tidak sedap, terutama saat musim hujan.
  • Resiko Kesehatan: Tumpukan sampah yang membusuk menjadi sarang lalat dan sumber penyakit. Air lindi dari sampah yang mengalir ke jalan juga berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan warga.
  • Gangguan Lalulintas: Tumpukan sampah yang meluber ke jalan menyebabkan penyempitan jalan dan mengganggu arus lalu lintas. Pengendara sepeda motor terpaksa menutup hidung saat melintas karena bau yang sangat menyengat.

Warga dan pedagang berharap Pemerintah Kota Tangerang Selatan segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Mereka meminta agar pengangkutan sampah dilakukan secara rutin setiap hari, tidak hanya satu kali seminggu, agar tumpukan sampah tidak kembali menggunung dan menimbulkan masalah yang lebih besar.

Seorang pedagang bernama Amir (nama samaran) yang berjualan di dekat lokasi pembuangan sampah sementara (TPS) mengatakan bahwa petugas kebersihan jarang membersihkan area tersebut. Menurutnya, sampah seringkali dibiarkan menumpuk hingga penuh sebelum akhirnya diangkut, itupun hanya sebagian saja. "Enggak bisa dihitung berapa kali. Penuh angkut, enggak penuh, dibiarin aja numpuk hingga penuh," ujarnya dengan nada kesal.

Hal senada juga diungkapkan oleh Irfan, seorang pedagang di Pasar Cimanggis. Ia mengaku sering menerima keluhan dari para pembeli terkait aroma sampah yang menyengat. "Sebenarnya mengganggu banget ya dari baunya. Pembeli suka pada ngeluh terus karena enggak kuat sama baunya," tuturnya.

Irfan berharap Pemkot Tangsel segera menindaklanjuti persoalan ini. Ia mengatakan, jarang sekali petugas datang untuk mengangkut sampah. Bahkan dalam seminggu, hanya satu kali petugas mengangkut sampah-sampah itu. "Satu kali, satu Minggu. Itu juga cuma bak truk sampah besar," jelas Amir.

Kondisi ini diperparah dengan curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Air hujan mempercepat proses pembusukan sampah dan menyebabkan aroma busuk semakin menyebar luas. Selain itu, air lindi dari sampah juga mengalir ke jalan dan trotoar, menciptakan kondisi yang tidak sehat dan tidak nyaman bagi warga dan pengguna jalan.

Warga berharap pemerintah daerah dapat meningkatkan frekuensi pengangkutan sampah dan menyediakan fasilitas pengelolaan sampah yang lebih baik. Dengan demikian, masalah tumpukan sampah di Jalan Otista Raya dapat teratasi dan tidak lagi menjadi sumber keresahan bagi masyarakat.