Eksplorasi Arsitektur Unik Tunisia: Rumah Bawah Tanah Suku Amazigh yang Mendunia Berkat 'Star Wars'
Di balik lanskap ikonik planet Tatooine dalam film 'Star Wars', tersembunyi sebuah mahakarya arsitektur nyata: rumah bawah tanah tradisional suku Amazigh di Matmata, Tunisia. Struktur unik ini, yang dikenal sebagai Troglodyte, bukan sekadar properti film, melainkan bagian integral dari sejarah dan budaya masyarakat asli Afrika Utara.
Sejarah mencatat bahwa pada abad ke-14 dan 15, suku Amazigh mulai membangun rumah-rumah di bawah tanah sebagai respons terhadap invasi Arab. Rumah-rumah ini berfungsi sebagai benteng perlindungan, tempat berlindung yang aman dari panasnya gurun dan konflik yang berkecamuk di permukaan.
Abderrahman Lachheb, dari Asosiasi Perlindungan Matmata Kuno, menjelaskan bahwa pada masa lalu, kota Matmata tampak kosong dari permukaan tanah. Seluruh aktivitas dan kehidupan tersembunyi di bawahnya, menciptakan dunia bawah tanah yang unik dan terlindungi.
Keunikan Arsitektur Troglodyte:
- Konstruksi Berkelanjutan: Rumah-rumah ini dibangun sepenuhnya dari tanah, memanfaatkan material lokal untuk menciptakan lingkungan yang sejuk dan nyaman di tengah iklim gurun yang ekstrem. Tanah berfungsi sebagai insulator alami, menjaga suhu di dalam rumah tetap stabil sepanjang tahun.
- Desain Tanpa Atap: Tidak seperti bangunan konvensional, rumah Troglodyte tidak memiliki atap. Permukaan tanah berfungsi sebagai atap alami, menyatu dengan lanskap sekitarnya.
- Halaman Cekung: Untuk memasuki rumah, seseorang harus menuruni cekungan besar yang berfungsi sebagai halaman utama. Dari halaman ini, pintu-pintu mengarah ke berbagai ruangan di dalam rumah.
- Tata Ruang Komunal: Rumah-rumah Troglodyte sering kali terhubung satu sama lain melalui halaman tengah, menciptakan ruang komunal yang mendorong interaksi sosial dan gotong royong. Lorong-lorong bawah tanah menghubungkan rumah-rumah ini, memungkinkan penduduk untuk bergerak dengan bebas tanpa harus keluar ke permukaan.
Lachheb menambahkan, "Mereka menggali lubang sedalam 10 meter dan memperluasnya hingga 15-20 meter. Kemudian, mereka membangun pintu keluar dan mengukir ruangan di sekeliling lubang, menciptakan kamar-kamar untuk anggota keluarga. Bahkan, pabrik minyak zaitun pun dibangun di bawah tanah."
Sayangnya, antara tahun 1960 dan 1970, banyak penduduk mulai meninggalkan rumah-rumah bawah tanah ini karena modernisasi yang diprakarsai oleh Presiden Habib Bourguiba. Sengketa kepemilikan dan kerusakan akibat cuaca ekstrem juga menjadi faktor pendorong migrasi.
Meski demikian, Lachheb mengungkapkan bahwa sekitar 1.200 rumah Troglodyte masih dilestarikan dan dihuni oleh penduduk setempat. Sebagian lainnya telah diubah menjadi hotel dan penginapan, menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan yang ingin merasakan kehidupan di bawah tanah.
Hotel Sidi Driss, salah satu contoh rumah Troglodyte yang diubah menjadi hotel, menjadi terkenal setelah digunakan sebagai lokasi syuting rumah Luke Skywalker dalam film 'Star Wars'. Keberadaan struktur unik ini dalam film blockbuster tersebut telah meningkatkan kesadaran global tentang arsitektur tradisional suku Amazigh dan menarik minat wisatawan dari seluruh dunia.