Indonesia dan Inggris Tingkatkan Kolaborasi dalam Menangani Perubahan Iklim dan Melestarikan Keanekaragaman Hayati

Indonesia dan Inggris sepakat untuk mempererat kerja sama dalam mengatasi krisis iklim dan meningkatkan pengelolaan keanekaragaman hayati. Kesepakatan ini terungkap dalam pertemuan antara Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, dan Menteri Iklim Inggris, Kerry McCarthy.

Kedua negara berkomitmen untuk menjaga target kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius, sesuai dengan Perjanjian Paris dan kontribusi yang ditetapkan secara nasional (NDC). Indonesia menargetkan puncak emisi pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060 atau lebih cepat, dengan sektor kehutanan dan energi sebagai pilar utama.

Pasar Karbon dan Pendanaan

Pertemuan tersebut juga membahas peluang pasar karbon berintegritas tinggi yang akan diadakan pada bulan Mei 2025. Menteri Hanif menekankan pentingnya memperkuat pasar karbon nasional melalui Sertifikat Pengurangan Emisi GRK Indonesia (SPEI) dan mengembangkan sistem registri nasional yang kredibel dan transparan. Inggris, melalui program UK PACT, memberikan dukungan pendanaan sebesar 2,8 juta euro selama tiga tahun ke depan untuk mempercepat pengembangan peta jalan perdagangan karbon Indonesia.

Penanganan Sampah Plastik

Selain isu iklim, pengelolaan sampah plastik juga menjadi fokus pembahasan. Volume sampah plastik di sungai, pantai, dan laut, terutama di daerah wisata seperti Bali, mengalami peningkatan. Inggris mendukung pembaruan Rencana Aksi Nasional Polusi Plastik Indonesia melalui kemitraan dengan Bank Dunia dan penguatan platform Indonesia National Plastic Action Partnership untuk menangani masalah ini secara komprehensif.

Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati juga menjadi perhatian utama. Pemerintah Indonesia saat ini sedang melaksanakan program Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) dan mendorong integrasi valuasi jasa lingkungan yang mempertimbangkan nilai ekonomi karbon dan konservasi keanekaragaman hayati. Inggris membuka peluang kerja sama dalam pendanaan biodiversitas, penguatan sistem monitoring hutan dan lahan gambut, serta pengelolaan lanskap berkelanjutan.

Menteri McCarthy menekankan bahwa perlindungan lingkungan bukan hanya tentang offset karbon, tetapi juga tentang menjaga keindahan dan kekayaan alam Indonesia untuk generasi mendatang. Pertemuan ini memperkuat rencana pembaruan kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia dan kementerian mitra di Inggris sebagai mitra strategis dalam memimpin aksi iklim global.