Kisah Inspiratif Daniel Damaz: Mengembalikan Kejayaan Herbal di Kalangan Generasi Muda
Perjuangan Masa Kecil Menginspirasi Kecintaan pada Herbal
Kisah Daniel Damaz Hadiwijaya, seorang pemuda yang kini dikenal sebagai pegiat tanaman herbal, berawal dari pengalaman pahit di masa kecilnya. Saat berusia dua tahun, ia didiagnosis dengan TB Kelenjar, Adenoid, dan Amandel. Dokter menyarankan tindakan operasi sebagai solusi, namun orang tuanya memilih jalur alternatif dengan pengobatan herbal.
"Waktu itu dokter menyarankan operasi dan obat kimia, namun orang tua saya khawatir dengan efek sampingnya pada ginjal dan hati di masa depan," ungkap Damaz. "Akhirnya, saya diterapi dengan tanaman obat seperti pegagan, kunyit, madu, dan lidah buaya. Alhamdulillah, ada perubahan positif dan saya sembuh."
Pengalaman tersebut membekas dalam benak Damaz. Ia menyaksikan sendiri bagaimana alam menyediakan solusi kesehatan melalui tanaman herbal. Penyakit yang menyerang area vital di bawah tenggorokan, yang sangat berisiko karena memengaruhi pernapasan, dapat diatasi dengan kekuatan alam.
Dedikasi pada Tanaman Herbal
Berbekal latar belakang pendidikan di bidang Ilmu Tanah dari IPB, Damaz memantapkan diri sebagai pegiat tanaman herbal. Ia aktif menanam dan mengolah berbagai jenis tanaman herbal menjadi simplisia, bahan baku obat tradisional yang berkhasiat. Lahan kosong di belakang rumahnya disulap menjadi kebun herbal yang menampung lebih dari 60 jenis tanaman, termasuk Hamimba, Kelor, Sambiloto, Daun Katuk, Jati Belanda, Mengkudu, dan masih banyak lagi.
Damaz melihat potensi besar dalam tanaman obat Indonesia. "Banyak orang berkebun, tapi yang fokus pada herbal masih sedikit. Dari situ saya melihat peluang untuk mengembangkan potensi tanaman obat yang sangat kaya di Indonesia," jelasnya.
Edukasi Herbal Lewat Media Sosial
Selain berkebun dan mengolah herbal, Damaz juga aktif mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang manfaat tanaman herbal melalui akun Instagram @house_ofherbs. Ia berbagi informasi tentang khasiat tanaman di sekitar mereka, yang seringkali tidak disadari.
"Melalui 'House of Herbs', saya memberikan edukasi tentang manfaat tanaman. Banyak yang tidak tahu khasiat pohon ini dan itu. Saya ingin berbagi pengetahuan ini kepada teman-teman," kata Damaz. Ia prihatin dengan meningkatnya penyakit seperti ginjal, lambung, dan diabetes di kalangan anak muda.
Dengan slogan "Bikin rumahmu jadi apotek", Damaz mengajak masyarakat untuk memanfaatkan tanaman di sekitar sebagai sumber kesehatan alami. Ia ingin menyadarkan bahwa tanaman di sekitar memiliki efek positif yang tidak kalah dengan obat-obatan modern. Dengan menanam sendiri tanaman obat, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada apotek.
Menghadapi Tantangan dan Merangkul Kolaborasi
Perjalanan Damaz tidak selalu mulus. Ia kerap mendapat komentar negatif dan keraguan tentang khasiat tanaman herbal. Namun, ia tetap berpegang pada keyakinannya dan berusaha merangkul semua pihak.
"Ada yang tidak setuju dan menentang, tapi saya mengajak untuk berkolaborasi. Saya tidak ingin menyerang pihak mana pun, tapi menyadarkan bahwa kesehatan juga bisa diperoleh dari tanaman di sekitar. Saya tidak ingin mempertentangkan herbal dengan obat kimia, tapi keduanya bisa berkolaborasi," pungkasnya.
Kisah Daniel Damaz adalah contoh inspiratif tentang bagaimana kecintaan pada alam dan pengalaman pribadi dapat menginspirasi perubahan positif. Ia membuktikan bahwa generasi muda juga dapat berperan aktif dalam melestarikan dan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia untuk kesehatan.