Gelombang Protes Ojol Mengancam Jakarta: Tuntutan Keadilan dan Regulasi
Gelombang demonstrasi dari kalangan pengemudi ojek online (ojol) kembali menguat di Jakarta, dengan ancaman aksi yang lebih besar dan terstruktur. Asosiasi Garda Indonesia, sebagai salah satu motor penggerak, menyatakan kekecewaannya terhadap respons pemerintah dan aplikator yang dianggap lambat dalam menanggapi aspirasi mereka.
Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menegaskan bahwa aksi kali ini akan berbeda. Setelah serangkaian demonstrasi yang dianggap kurang membuahkan hasil, para pengemudi ojol berencana meningkatkan tekanan melalui aksi yang lebih masif. Tujuan utama adalah agar pemerintah dan perusahaan aplikasi lebih memperhatikan tuntutan-tuntutan yang selama ini mereka suarakan.
Aksi ini dipicu oleh beberapa faktor utama:
- Ketiadaan Payung Hukum yang Jelas: Para pengemudi ojol merasa rentan karena tidak memiliki landasan hukum yang kuat yang melindungi hak-hak mereka sebagai pekerja.
- Potongan Aplikasi yang Terlalu Tinggi: Pemotongan tarif oleh aplikator hingga 40% dianggap tidak adil dan membebani para pengemudi.
- Skema Tarif Murah yang Merugikan: Skema tarif promo atau diskon yang sering diterapkan dianggap merugikan pengemudi karena mengurangi pendapatan mereka secara signifikan.
Tuntutan ini bukan barang baru. Garda Indonesia telah berulang kali menyuarakan hal yang sama, termasuk melalui surat resmi kepada Presiden dan Kementerian Perhubungan pada Agustus 2022. Surat tersebut berisi permohonan pembatalan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022 yang dinilai hanya menguntungkan pengemudi di wilayah Jabodetabek dan mengabaikan kepentingan pengemudi di daerah lain.
Raden Igun Wicaksono menyerukan kepada seluruh pengemudi ojol untuk bersatu dan memperjuangkan hak-hak mereka. Ia juga mengecam pihak-pihak yang dianggap sebagai 'antek' aplikator dan menghalangi perjuangan mereka.
Garda Indonesia menentang keras apa yang mereka sebut sebagai arogansi korporasi asing, aplikator asing beserta pendukungnya. Mereka menuduh adanya oknum intelijen yang bekerja sama dengan aplikator asing untuk meredam aksi protes.
Dengan persiapan yang matang, Garda Indonesia bertekad untuk menggelar aksi besar-besaran yang diharapkan dapat mengubah lanskap industri ojek online di Indonesia. Mereka berharap pemerintah dan aplikator dapat membuka dialog yang konstruktif dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak.