Cinta Laura Lantang Suarakan Keprihatinan Terhadap Kekerasan Seksual di Indonesia

Di peringatan Hari Kartini tahun 2025, aktris dan penyanyi Cinta Laura mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam terhadap maraknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang masih dialami perempuan di Indonesia. Usai menghadiri acara "Terbitlah Terang: Pembacaan Surat dan Gagasan Kartini" di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Cinta Laura menyatakan kekecewaannya terhadap implementasi Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) yang dianggap belum optimal.

"Perjuangan saya adalah melawan kekerasan dan pelecehan di negara kita. Walaupun UU TPKS sudah disahkan, implementasinya masih jauh dari sempurna. Ini adalah hal yang sangat menyedihkan," tegas Cinta Laura.

Cinta Laura menyadari bahwa korban kekerasan dan pelecehan tidak terbatas pada perempuan saja, tetapi juga dapat menimpa laki-laki dan anak-anak. Namun, ia menekankan bahwa perempuan masih menjadi kelompok yang paling rentan menjadi korban.

"Perempuan adalah mayoritas korban kekerasan dan pelecehan di negara kita. Ini membuat saya sangat sakit hati karena meskipun zaman sudah berubah dan banyak kemajuan yang dicapai, korban masih sering disalahkan," ungkapnya.

Selama satu dekade terakhir, Cinta Laura secara konsisten menyuarakan pentingnya perjuangan melawan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan. Ia berharap media, baik televisi maupun platform digital, dapat menyajikan berita yang tidak menyudutkan korban dalam kasus-kasus kekerasan seksual.

"Saya akan terus menyuarakan agar kita bisa bebas dari pelecehan dan kekerasan. Perempuan harus merasa aman dan nyaman di manapun mereka berada," tandasnya.

Dalam acara "Terbitlah Terang: Pembacaan Surat dan Gagasan Kartini," Cinta Laura turut berpartisipasi dengan membacakan salah satu surat karya Raden Ajeng Kartini. Bersama dengan sejumlah nama seperti Chelsea Islan, Luthesa, dan Bagus Ade Saputra, Cinta Laura membacakan surat yang menyoroti pemikiran Kartini mengenai norma dan nilai sosial yang dibentuk oleh bias gender, serta fragmen tentang kebebasan dan harga diri perempuan.

Selain nama-nama tersebut, surat-surat Kartini juga dibacakan oleh Marsha Timothy, Happy Salma, Reza Rahadian, Maudy Ayunda, Christine Hakim, dan Ratna Riantiarno. Pementasan yang merupakan kolaborasi antara Titimangsa dan Bakti Budaya Djarum Foundation ini bertujuan untuk menghidupkan kembali surat-surat Kartini yang isinya masih relevan dengan isu-isu sosial yang dihadapi masyarakat saat ini.

Acara ini menjadi momentum bagi Cinta Laura untuk menegaskan kembali komitmennya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan melawan segala bentuk kekerasan dan pelecehan seksual. Ia berharap suaranya dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk turut berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang aman dan setara bagi semua.