Perempuan Garda Depan Keberlanjutan: Kisah Inspiratif dari Arus Liar di Hari Bumi
Momentum Hari Bumi menjadi pengingat akan pentingnya peran seluruh elemen masyarakat dalam menjaga kelestarian alam. Di antara berbagai upaya yang dilakukan, kontribusi perempuan dalam gerakan keberlanjutan semakin menonjol. Amalia Yunita, CEO Arus Liar, bisnis wisata petualangan yang telah berkiprah selama tiga dekade, menegaskan bahwa perempuan memiliki kekuatan alamiah untuk merawat dan memelihara bumi.
"Perempuan memiliki semangat nurturing, merawat dan menumbuhkan. Hal inilah yang membuat perempuan tidak hanya mampu menjaga keluarga, tetapi juga dapat menjaga alam," ungkap Amalia dalam acara "Women in Sustainability: Peran Perempuan dalam Keberlanjutan dan ESG".
Arus Liar, bisnis yang sepenuhnya dijalankan oleh perempuan, menjadi bukti nyata kontribusi tersebut. Di tengah dunia petualangan yang seringkali didominasi laki-laki, Arus Liar mampu memberikan dampak signifikan, terutama dalam pemberdayaan masyarakat lokal. Melalui kegiatan arung jeram di Sungai Citarik, Arus Liar melatih warga sekitar menjadi pemandu profesional. Inisiatif ini membuka peluang ekonomi baru, mulai dari jasa pemandu, penginapan, kuliner, hingga sektor hospitality lainnya.
Selain pemberdayaan ekonomi, Arus Liar juga aktif mengkampanyekan kesadaran lingkungan. Pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun lalu, Amalia dan timnya mengajak 25.000 penonton cabang arung jeram untuk bersama-sama memungut sampah. Upaya ini membuahkan hasil positif, dengan meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab penonton terhadap sampah yang mereka hasilkan.
Tidak hanya itu, Amalia juga menggagas ekspedisi pendakian gunung untuk meningkatkan kesadaran terhadap lupus, penyakit autoimun yang banyak menyerang perempuan. Ia mengajak perempuan yang sempat vakum dari kegiatan mendaki karena alasan keluarga untuk kembali aktif di alam bebas, mendaki Himalaya sambil mengkampanyekan kepedulian terhadap sesama.
Amalia menekankan bahwa setiap perempuan memiliki kekuatan alami untuk menjaga bumi, karena kodrat mereka untuk merawat. Ia mengajak lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam gerakan keberlanjutan, karena perempuan mampu berpikir secara holistik, melihat keterhubungan antara alam, komunitas, dan masa depan. Keterlibatan perempuan dalam pelestarian lingkungan menjadi semakin relevan di tengah krisis iklim yang kian nyata, di mana perempuan kerap menjadi pihak yang paling terdampak, baik oleh bencana maupun beban tambahan di keluarga akibat perubahan iklim.
"Ketika perempuan terlibat, hasilnya bukan hanya inklusif, tetapi juga lebih berkelanjutan," pungkas Amalia. Kisah inspiratif dari Arus Liar dan Amalia Yunita menjadi bukti nyata bahwa perempuan memiliki peran krusial dalam mewujudkan keberlanjutan bumi.