Grebek Sewu Kupat: Tradisi Syawal yang Mempererat Silaturahmi di Pasuruan

Di sebuah pagi yang istimewa di Dusun Jembrung, Desa Bulusari, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sebuah tradisi unik dan meriah dihelat. Warga berbondong-bondong memadati jalanan, bersiap untuk merayakan Lebaran di penghujung bulan Syawal dengan cara yang khas: Grebek Syawal Sewu Kupat.

Tradisi ini bukan sekadar perayaan biasa. Menurut Kepala Desa Bulusari, Siti Nurhayati, Grebek Sewu Kupat merupakan wujud kebersamaan dan ajang silaturahmi antarwarga. Dahulu, tradisi kupatan dilakukan secara individual, namun kini dirayakan bersama untuk mempererat tali persaudaraan.

Keistimewaan Grebek Sewu Kupat terletak pada gunungan yang terbuat dari swadaya masyarakat. Setiap keluarga di Dusun Jembrungan menyumbangkan berbagai bahan makanan, mulai dari ketupat, opor ayam, buah-buahan, hingga hasil bumi seperti terong, mentimun, wortel, kacang, dan tomat. Gunungan-gunungan ini kemudian diarak keliling desa sebelum menjadi rebutan warga.

Tahun ini, enam gunungan megah menjadi pusat perhatian. Warga bergotong royong membawa gunungan tersebut dari TPQ Al Hidayah menuju perempatan Desa Bulusari. Lebih dari seribu ketupat tersusun rapi, siap diperebutkan dalam acara puncak Grebek.

Acara grebek dimulai dengan doa bersama, dilanjutkan dengan rebutan gunungan yang penuh suka cita. Warga dari berbagai usia berdesakan, berusaha mendapatkan ketupat dan hasil bumi yang melambangkan keberkahan dan rezeki. Suasana riang gembira terpancar dari wajah setiap orang.

Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Samsul Hidayat, yang juga merupakan warga setempat, menyampaikan bahwa Grebek Ketupat merupakan tradisi yang diadakan setiap bulan Syawal untuk memeriahkan Idul Fitri. Ia berharap, dengan melibatkan seluruh warga, kerukunan dan persatuan dapat terus terjaga.

"Grebek Syawal Sewu Ketupat menjadi sarana untuk membangun kerukunan dan persaudaraan antar masyarakat. Saling memaafkan dan mengenal di antara warga," ujar Samsul Hidayat.

Selain sebagai ajang silaturahmi, kegiatan ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Lebih dari seribu warga terlibat, membuka peluang bagi pelaku UMKM untuk menjajakan dagangannya. Selepas acara grebek, warga dapat menikmati panggung hiburan yang menampilkan berbagai kesenian tradisional.

"Warga 'tumpekblek' (berkumpul) ramai menikmati hiburan dan bisa membeli aneka makanan yang dijual warga," imbuhnya.

Grebek Syawal Sewu Kupat bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga cerminan dari nilai-nilai luhur masyarakat Pasuruan yang menjunjung tinggi kebersamaan, gotong royong, dan silaturahmi. Tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kerukunan dan persaudaraan, serta melestarikan budaya lokal untuk generasi mendatang.

Rangkaian Acara Grebek Sewu Kupat:

  • Persiapan gunungan dari swadaya masyarakat
  • Arak-arakan gunungan keliling desa
  • Doa bersama
  • Rebutan gunungan
  • Hiburan dan pasar rakyat