Memahami PPU dalam UTBK SNBT: Panduan Lengkap untuk Calon Mahasiswa
Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) akan segera dimulai. Lebih dari tujuh puluh pusat UTBK tersebar di seluruh Indonesia, siap melayani calon mahasiswa dalam menggapai impian mereka.
UTBK SNBT terdiri dari dua komponen utama: Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Literasi. Salah satu subtes penting dalam TPS yang seringkali membuat peserta penasaran adalah Pengetahuan dan Pemahaman Umum (PPU). Mari kita bedah lebih dalam mengenai apa itu PPU, materi yang diujikan, dan contoh soalnya.
Apa Sebenarnya PPU Itu?
PPU merupakan singkatan dari Pengetahuan dan Pemahaman Umum. Subtes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta dalam memahami serta mengomunikasikan pengetahuan yang dianggap esensial dalam konteks budaya Indonesia. Fokus utamanya adalah keterampilan berbahasa, penggunaan kata yang tepat, serta keluasan dan kedalaman wawasan umum.
Menurut sumber resmi dari Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), PPU juga menguji pengetahuan praktis peserta terkait bahasa, informasi, dan konsep-konsep khusus yang berbasis verbal serta kebahasaan.
Materi yang Diujikan dalam PPU
Berdasarkan berbagai sumber persiapan UTBK, materi PPU mencakup beragam aspek kebahasaan dan pemahaman umum, antara lain:
- Pergeseran Makna Kata
- Makna Imbuhan
- Frasa
- Inti Kalimat dan Hubungan Antarkalimat
- Paragraf
- Teks Bacaan dan Kriptogram
Contoh Soal PPU dan Pembahasannya
Berikut adalah beberapa contoh soal PPU yang dapat memberikan gambaran mengenai tipe soal yang akan dihadapi dalam UTBK SNBT:
Contoh Soal 1 (Teks Analisis):
Teks berikut digunakan untuk menjawab pertanyaan 1 dan 2.
Sektor industri tekstil dan garmen memegang peranan krusial dalam perekonomian nasional, mengingat populasi Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa. Industri ini menduduki peringkat ketiga terbesar dalam sektor manufaktur dan menjadi penyerap tenaga kerja yang signifikan. Pada tahun 2017, nilai ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia melampaui target Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), mencapai US$ 12,4 miliar dari target US$ 11,8 miliar.
Produk pakaian jadi (konveksi) menjadi salah satu komoditas ekspor nonmigas unggulan Indonesia. Nilai ekspor produk konveksi tekstil menduduki peringkat ketiga terbesar setelah batu bara (US$ 20,63 miliar) dan minyak sawit (US$ 17,89 miliar). Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai ekspor pakaian jadi nasional ke Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun 2018 mencapai US$ 3,78 miliar (Rp 52,87 triliun), meningkat sebesar 9,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Negara tujuan ekspor konveksi terbesar kedua adalah Jepang dengan nilai US$ 740,9 juta, diikuti oleh Jerman dengan nilai US$ 372,48 juta.
Pertanyaan 1: Berdasarkan paragraf 1, pernyataan manakah yang paling tepat?
A. Industri tekstil termasuk tiga besar sektor manufaktur Indonesia. B. Industri tekstil berhasil mengekspor produk senilai US$ 11,8 miliar. C. Industri tekstil dan garmen menyerap 250 juta tenaga kerja. D. Industri tekstil tanah air dipantau oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API). E. Industri tekstil merupakan kebutuhan pokok seluruh rakyat Indonesia.
Jawaban: A
Pertanyaan 2: Berdasarkan paragraf 2, pernyataan manakah yang paling mungkin benar mengenai industri konveksi?
A. Industri konveksi merupakan produk ekspor impor Indonesia. B. Industri konveksi merupakan sektor manufaktur terbesar di Indonesia. C. Industri konveksi memiliki nilai ekspor lebih tinggi daripada batu bara. D. Industri konveksi termasuk dalam pendapatan sektor nonmigas. E. Industri konveksi memiliki nilai ekspor lebih tinggi daripada kelapa sawit.
Jawaban: D
Contoh Soal 3 (Logika Penalaran):
Sebuah studi menemukan bahwa individu dengan kecenderungan berpikir analitis cenderung lebih kritis terhadap penampilan fisik mereka. Kritik terhadap penampilan fisik ini dapat meningkatkan minat seseorang untuk menjalani prosedur operasi plastik. Meskipun mengandung risiko, operasi plastik berpotensi mengurangi ketidakpuasan individu terhadap bentuk tubuh mereka.
Pertanyaan: Berdasarkan informasi di atas, pernyataan manakah yang paling akurat?
A. Seseorang cenderung mengkritik bentuk tubuhnya sendiri sehingga kemungkinan besar menjalani operasi plastik. B. Cara berpikir analitis seseorang meningkatkan kemungkinan orang tersebut menjalani operasi plastik. C. Operasi plastik yang berisiko hanya dilakukan ketika seseorang sangat tidak puas dengan bentuk tubuhnya. D. Risiko yang ditimbulkan dari operasi plastik memicu seseorang untuk mengkritisi bentuk tubuhnya. E. Seseorang yang tidak puas dengan bentuk tubuhnya menyebabkan orang tersebut cenderung berpikir analitis.
Jawaban: B
Dengan memahami konsep PPU, materi yang diujikan, dan berlatih soal-soal, diharapkan para peserta UTBK SNBT dapat meraih hasil yang optimal. Persiapkan diri dengan matang dan semoga sukses!