Paus Fransiskus Wafat: Vatikan Ungkap Penyebab Kematian Akibat Komplikasi Stroke

Kabar duka menyelimuti Vatikan dan umat Katolik di seluruh dunia. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, telah berpulang pada usia 88 tahun, Senin (21/4/2025) pukul 07.35 waktu setempat. Vatikan secara resmi mengumumkan penyebab kematian Paus Fransiskus adalah komplikasi akibat stroke yang dideritanya.

Menurut keterangan resmi dari Vatikan, Paus Fransiskus menghembuskan nafas terakhir setelah mengalami stroke yang berujung pada koma dan gagal jantung yang tak terpulihkan. Informasi ini tertuang dalam sertifikat kematian yang dirilis oleh Vatikan, memberikan kejelasan mengenai kondisi kesehatan Paus yang selama ini menjadi perhatian publik. Stroke sendiri merupakan kondisi medis serius yang terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak, baik karena penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan berpotensi memicu komplikasi yang mengancam jiwa.

Stroke dapat memicu serangkaian komplikasi serius, termasuk gagal jantung dan koma, yang menjadi penyebab utama wafatnya Paus Fransiskus. Berikut adalah penjelasan mengenai komplikasi tersebut:

  • Gagal Jantung: Stroke dapat meningkatkan risiko masalah jantung, termasuk gagal jantung. Hal ini terjadi karena stroke memicu pelepasan hormon stres seperti adrenalin, yang dapat mengganggu fungsi otot jantung dan menyebabkan iskemia (kekurangan oksigen) pada otot jantung. Dalam beberapa kasus, stroke juga dapat menyebabkan disfungsi jantung sementara (cardiac stunning), di mana sebagian otot jantung berhenti berfungsi normal untuk sementara waktu. Meskipun bersifat sementara, kondisi ini dapat memicu episode gagal jantung yang parah.

  • Koma: Koma merupakan salah satu komplikasi stroke yang paling berat. Kondisi ini ditandai dengan hilangnya kesadaran secara mendalam, di mana pasien tidak dapat dibangunkan dan tidak memberikan respons terhadap rangsangan dari lingkungan sekitar. Koma terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak yang parah, baik karena penyumbatan maupun perdarahan. Jika pasokan oksigen ke otak terganggu, sel-sel otak dapat mengalami kerusakan dan menyebabkan hilangnya kesadaran.

Selain stroke, sertifikat kematian Paus Fransiskus juga mengungkapkan riwayat penyakit kronis lain yang diderita beliau, termasuk hipertensi (tekanan darah tinggi), bronkiektasis (kerusakan pada saluran udara di paru-paru), dan diabetes tipe 2. Kondisi-kondisi ini kemungkinan turut berkontribusi pada penurunan kondisi kesehatan Paus Fransiskus secara keseluruhan.

Sebelumnya, Paus Fransiskus sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama lebih dari lima minggu akibat pneumonia bilateral dan hampir mengalami kegagalan pernapasan akut. Kondisi ini menunjukkan bahwa Paus Fransiskus telah berjuang melawan berbagai masalah kesehatan dalam beberapa waktu terakhir.

Sertifikat kematian Paus Fransiskus ditandatangani oleh Professor Andrea Arcangeli, Direktur Kesehatan Negara Kota Vatikan. Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia. Sosoknya dikenal sebagai pemimpin yang rendah hati, penuh kasih, dan berdedikasi tinggi dalam melayani umat.