Diduga Lalai dalam Penyiapan, Program Makan Bergizi Gratis di Cianjur Picu Keracunan Massal

Puluhan siswa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami insiden keracunan massal usai mengonsumsi hidangan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Badan Gizi Nasional (BGN) menduga kuat penyebab utama kejadian ini adalah kelalaian dalam proses penyiapan makanan.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa pihaknya telah mengingatkan seluruh penyedia makanan untuk meningkatkan kehati-hatian dan kualitas dalam setiap tahapan persiapan. Selain itu, BGN berkomitmen untuk mengintensifkan program pelatihan bagi para penyedia makanan guna meminimalisir potensi kejadian serupa di masa mendatang. Dadan juga menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang menimpa para siswa dari MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur.

Saat ini, BGN masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan MBG untuk mengetahui penyebab pasti keracunan. Data terbaru menunjukkan bahwa total 78 siswa mengalami gejala keracunan setelah menyantap hidangan tersebut. Rinciannya, 55 siswa berasal dari MAN 1 Cianjur dan 23 siswa dari SMP PGRI 1 Cianjur.

Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas MAN 1 Cianjur, Rahman Jaenudi, sebagian besar siswa yang sempat menjalani perawatan di rumah sakit telah diperbolehkan pulang. Namun, masih terdapat beberapa siswa yang masih memerlukan perawatan intensif. Pihak sekolah juga terus melakukan pendataan terhadap siswa yang dirawat di puskesmas serta menjalin komunikasi aktif dengan orang tua siswa.

Berikut rincian informasi terkait keracunan massal akibat program MBG di Cianjur:

  • Jumlah Siswa Keracunan: 78 orang
  • Asal Sekolah: MAN 1 Cianjur (55 siswa) dan SMP PGRI 1 Cianjur (23 siswa)
  • Dugaan Penyebab: Kelalaian dalam penyiapan makanan
  • Tindakan BGN:
    • Mengingatkan penyedia makanan untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan kualitas.
    • Mengintensifkan pelatihan bagi penyedia makanan.
    • Menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan.
  • Kondisi Siswa: Sebagian besar sudah pulang dari rumah sakit, beberapa masih dirawat.
  • Tindakan Sekolah: Mendata siswa yang dirawat di puskesmas dan berkomunikasi dengan orang tua.