Golkar: Posisi Gibran Sebagai Wakil Presiden Rentan Dilema
Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, menyoroti posisi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang dinilai seringkali menghadapi situasi dilematis dalam perannya di dunia politik. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap video monolog yang dibuat Gibran baru-baru ini, yang dianggap sebagian pihak sebagai upaya untuk mencari perhatian publik.
"Menjadi wakil itu seringkali berada dalam posisi yang sulit," ujar Sarmuji. "Terlalu menonjol dianggap salah, terlalu pasif juga salah. Terlalu sering muncul di publik tidak baik, menghilang sama sekali juga tidak ideal." Sarmuji menambahkan bahwa dilema ini tidak hanya berlaku bagi wakil presiden, tetapi juga bagi wakil gubernur, wakil bupati, dan posisi wakil lainnya.
Namun demikian, Sarmuji memberikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto yang dinilai tidak mempermasalahkan gaya kepemimpinan Gibran. "Untungnya, Pak Prabowo adalah sosok yang tidak rumit dan tidak mudah tersinggung. Beliau tidak membatasi peran wakil presidennya, sehingga Wapres Gibran dapat menjalankan perannya sesuai dengan porsinya," jelas Sarmuji.
Sarmuji juga menepis anggapan bahwa video monolog Gibran dibuat sebagai strategi untuk menjaga eksistensi politik menjelang Pemilihan Presiden 2029. Menurutnya, tujuan utama video tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu-isu penting, seperti bonus demografi yang diangkat dalam video monolog pertama Gibran.
"Wapres Gibran berusaha membangkitkan kesadaran akan isu-isu krusial, terutama isu demografi," kata Sarmuji. Ia menekankan bahwa bonus demografi dapat berubah menjadi beban atau bahkan bencana demografi jika tidak dikelola dengan baik.
Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan publik setelah mengunggah dua video monolog di akun YouTube pribadinya. Video pertama membahas tentang bonus demografi dan tantangan Indonesia dalam memanfaatkan potensi generasi muda, serta menyinggung keberhasilan film "Jumbo" karya anak bangsa. Dalam video yang diunggah pada Sabtu (19/4/2025), Gibran menyampaikan pandangannya bahwa Indonesia berada dalam momen krusial di tengah tantangan global seperti perang dagang, geopolitik, dan perubahan iklim.
Tiga hari kemudian, pada Selasa (22/4/2025), Gibran mengunggah video monolog kedua yang menyoroti kebanggaan atas pencapaian Timnas Indonesia yang berhasil lolos ke Piala Dunia U17. Langkah Gibran yang tiba-tiba membuat dua video dengan tema populis menimbulkan pertanyaan, terutama karena selama enam bulan menjabat sebagai wakil presiden, Gibran jarang tampil dan berbicara di depan publik.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, berpendapat bahwa video monolog yang dibuat Gibran merupakan salah satu cara untuk menjaga eksistensinya di panggung politik, terutama dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2029. "Tentu ini adalah upaya Gibran untuk tetap berada di pusat perhatian dan menjadi pembicaraan utama, sehingga ia dianggap sebagai pemimpin yang layak diperhitungkan, terutama untuk tahun 2029," kata Adi.